

KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan limpahan karunia-Nya penyusun dapat memnyelesaikan makalh ini dengan judul Omeprazol sebagai obat antitukak.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Farmakologi dr.Zulkarnain Rangkuty, Msi yang telah memberi kami bimbingan dan ilmu pengetahuan yang berguna. Dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dari segi sistematika penyusunannya maupun materi yang disampaikan. Hal itu disebabkan karena keterbatasan ilmu pennetahuan kami serta kendal-kendala lainnya.
Akhirnya kami mengakui bahwa semua kekurangan yang terdapat di dalam makalah ini menjadi tanggung jawab kami. Untuk itu kami menunggu kritik dan saran dari pembaca untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.
Hormat kami,
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
TUJUAN
Penulisan ini kami buat dengan tujuan :
Agar setiap mahasiswa paham akan hal-hal yang berkaitan dengan penyakit tukak dan obat-obat antitukak.
Agar mahasiswa mengetahui farmakokinetika dari Omeprazol
Agar mahasiswa mengetahui pemberian Omeprazol yang benar pada pasien yang memerlukannya.
BAB II
PEMBAHASAN
Tukak peptik adalah suatu istilah yang umum untuk tukak yang timbul di esofagus,lambung, atau duodenum, pada saluran gastrointestinal atas. Tukak-tukak ini lebih spesifik diberi nama menurut lokasinya : tukak esofagus, tukak lambung, dan tukak duodenum.
Tukak Esofagus
Kerongkongan tahan terhadap ludah,tetapi peka terhadap getah lambung dan getah duodenum. Bila otot penutup cardiac (di permulaan lambung) tidak menutup dengan sempurna dan peristaltik tidak bekerja dengan baik, dapat terjadi aliran balik dari isi lambung ke esofagus. Bila reflux ini berlangsung sering atau untuk jangka waktu yang cukup lama, mukosanya dapat dirusak oleh asam lambung-pepsin. Luka ( erosi) yang timbul berubah menjadi peradangan dan akhirnya bahkan dapat berkembang menjadi tukak.
Gejalanya berupa perasaan terbakar (pirosis,heartburn) dan perih dibelakang tulang dada, yang disebabkan karena luka muka mukosa bersentuhan dengan makanan atau minuman yang merangsang (alkohol, sari buah, minuman bersoda).
Timbul pula rasa asam atau pahit di mulut akibat mengalirnya kembali isi lambung(reflux). Sebagai reaksi terhadap ransangan asam itu pada mukosa esofagus secara otomatis akan timbul sekresi ludah. Sifat alkalis dari ludah selanjutnya akan menetralkan keasaman gatah lambung. Akan tetapi, bila refluxnya terlalu banyak mekanisme perlindungan tersebut tidak mencukupi.
Tukak Lambung
Bila mukosa lambung sering kali atau dalam waktu cukup lama bersentuhan dengan aliran balik getah duodenum yang bersifat alkalis, peradangan sangat mungkin terjadi dan akhirnya malah berubah menjadi tukak lambung. Hal ini disebabkan kaena mekanisme penutupan pilorus tidak bekerja dengan sempurna, sehingga terjadi reflux tersebut. Mukosa lambung dikikis oleh garam empedu dan lysolesitin (bekerja dengan detergen). Akibatnya, timbul luka-luka mikro, sehingga getah lambung dapat meresap kejaringan dalam dan menyebabkan keluhan-keluhan.
Penyebab lain adalah hipersekresi asam sehingga dinding lambung dirangsang secara kontiniu dan akhirnya dapat terjadi gastritis dan tukak.
Gastritis dapat pula disebabkan oleh turunnya daya tangkis mukosa, yang dalam keadaan sehat sangat tahan terhadap sifat agresif HCl-pepsin. Keutuhan dan daya regenerasi sel-sel mukosa dapat diperlemah tidak saja oleh sekresi HCl berlebihan, melainkan oleh obat-obat NSAIDs,juga kortikosteroida dan alkoholdalam kadar tinggi dapat merusak barier mucus lambung dan mengakibatkan perdarahan.
Gejala-gejala umumnya tidak ada atau kurang nyata, kadang kala dapat berupa gangguan pada pencernaan(indisgesti, dispepsia), nyeri lambung dan muntah-muntah akibat erosi kecil di selaput lendir. Adakalanya terjadi perdarahan.
3.Tukak Duodenum
Duodedum tahan terhadap garam empedu, lisolesitin dan tripsin, tetapi peka terhadap asam. Akibat hiperrektivatas lambung, ganguan dalam motilitas dan atau ganguan fungsi pylorus, isi lambung yang asam dapat diteruskan ke usus terlampau cepat dan dalam jumlah berlebihan. Jika mukosa duodenum untuk jangka waktu lama bersentuhan dengan asam tersebut, timbullah radang usus halus(duodenitis) dan kemudian tukak duodenum.
Tukak Stres
Tukak stres biasanya mengikuti situasi kritis seperti trauma yang ekstensif atau operasi besar(misalnya, lukak bakar, operasi jantung). Pemakaian obat anti tukak sebagai profilaktik dapat menurunkan insiden tukak stres.
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PADA PENYAKIT TUKAK PEPTIK
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB | EFEK |
Gangguan mekanis | Hipersekresi asam dan pepsin. Hiper motilitas lambung, khususnya terhambatnya peristaltik dan pengosongan lambung. |
Pengaruh genetik | Peningkatan jumlah parietal dalam lanbung. Kerentanan lapisan mukosa terhadap penetrasi asam. Kerentanan terhadap kelebihan asetilkolin dan histamin. Asam hidroklorida yang berlebihan akibat rangsangan eksternal. |
Pengaruh lingkungan | Makanan dan minuman yang mengandung kafein; makanan berlemak, gorengan dan banyak mengandung bumbu; alkohol. Produk nikotin, termasuk rokok. Keadaan stres. Kehamilan. Trauma berat, pembedahan besar. |
Obat-obat | Aspirin dan senyawa aspirin.NSAID termasuk ibuprofen(motrin, atvil, nuplin), indometasin(inocin) : kortikosteroid(kortison, preknison) : garam-garam kalium : obat-obat antineoplastik. |
Bakteri | Helikobakter pylori |
OBAT YANG MENYEMBUHKAN ULKUS
Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat tukak lambung-usus dapat digolongkan sebagai berikut:
TRANSKUILIER(Obat penenang)
Transkuiliser memliki efek yang minimal dalam mencegah dan mengobati tukak, obat ini mengurangi perangsangan vagal dan menurunkan kecemasan, Librax, suatu kombinasi ansiolitik klordiasepoksid (librium) dan antikolinergik clidinium (Qarzan), dipakai dalam mengobati tukak.
ANTIKOLINERGIK
Antikolinergi (antimuskarinik, parasimpatolitik) menghilangkan nyeri dengan menurunkan motilitas dan sekresi gastrointestinal; obat-obat ini bekerja dengan menghambat asetilkolin dan histamin dan asam hidroklorida. Antikolinergik berfungsi memperlambat waktu pengosomgam lambung, sehingga lebih sering dipakai untuk tukak duodenum daripada tukak lambung.
Antikolinergik harus diminum sebelum makan untuk mengurangi sekrresi asam yang timbul saat makan. Antasid dapat memperlambat absorbsi antikolineregik sehingga harus diminum 2 jam sesudah pemberian antikolinergik.
Namun saat ini diangap obsolet dan sudah ditinggalkan seluruhnya.
ANTASID
Antasid atau zat pengikat asam adalah basa lemah yang digunakan untuk mengikat secara kimiawi dan menetralkan asam lambung. Efeknya adalah peningkatan pH, yang mengakibatkan berkurangnya kerja proteolitis dan pepsin. Obat ini mampu mengurangi rasa nyeri di lambung dengan cepat(dalam beberapa menit). Efeknya bertahan 20-60 menit bila diminum pada perut kosong dan sampai 3 jam bila diminum 1 jam seudah makan. Makanan dengan daya; obat ini tidak menutupi tukak.
Natriumbikarbonat dan kalsiumkarbonat
Bekerja kuat dan pesat tetapi dapat diserap usus dengan menimbulkan alkalosis. Adanya alkali berlebih dalam darah dan jaringan menimbulkan gejala mual, muntah, anoreksia, nyeri pada kepala dan gangguan perilaku.
Senyawa magnesium dan aluminium
Obat-obat ini hanya diserap dalam jumlah kecil, terutama aluminium. Magmesium hidrolsida memiliki kemampuam menetralkan yang lebih besar daripada aluminium hidroksida. Senyawa magnesium dapat menyebabkan diare, dan senyawa aluminium dapat menyebabkan sembelit atau diare berat. Namun campuran senyaa magnesium dan aluminium bisa digunakan untuk meminimalkan efek pada motilitas.
PENURUN SEKRESI ASAM
Antagonis reseptor H2 histamin
Simetidim, ranitidin, famotidin, roksatidin, dan nizatadin (Naxidine). Obat-obat tersebut memblok kerja histamin di permukaan sel-sel parietal sehingga menguragi sekresi asam lambung dan pepsin. H2-blokers paling efektif untuk pengobatan tukak duodeni yang khusus berkaitan dengan masalah hiperasiditas. Pada terapi tukak lambung obat ini kurang tinggi efektivitasnya.
Simetidin, ranitidin, dan nizatidin (Naxidine) dapat melintasi plasenta dan mencapai air susu, sehingga tidak boleh digunakan oleh wanita hamil, tidak pula oleh ibu-ibu yang menyusui. Dari famotidin dan roksatidin belum terdapat cukup data.
Inhibitor pompa proton
Omeprazol, lnsoprazol, pantoprazol, dan esomeprazol. Obat-obat ini tidak aktif pada pH netral, tetapi dalam keadaan asam obat-obat tersebut disusun kembali menjadi dua macam molekul reaktif , yang bereaksi dengan gugus sulfhidril pada H+ / K+ -ATPase (ponpa proton) yang berperan untuk mentranspor ion H+ keluar dari sel parietal. Oleh karena enzin dihambat secara ireversibel, maka sekresi asm hanya terjadi setelah sintesis enzim baru.
Penggunaannya selama kehamilan dan laktasi belum tersedia cukup data.
PENGUAT MUKOSA
Sukralfat mengalami polimerisasi pada pH di bawah 4 untuk menghasilkan gel yang sangat lengket dan melekat kuat pada dasar ulkus. Kelas bismut dapat bekerja dengan cara yang sama dangan sulkrlfat. Obat tersebut mempunyai afinitas kuat terhdap glikoprotein mukosa, terutama pada jaringan nekrotik di dasar ulkus, yang kemudan dilapisi oleh lapisan pelindung kompleks polimer-glikoprotein. Bismut dapat menghitamkan gigi dan tinja. Bismut dan sukralfat harus diberikan dalam keadaan lambung kosong atau obat-obat tersebut akan membentuk kompleks dengan protein makanan.
BAB III
ISI
PENGKAJIAN
Indikasi
Tukak duodenal, tukak lambung, tukak esofagus, sindrom Zollinger-Eliston, refluks esofagitis, pembasmian HP saat dikombinasi dengan antibiotik, pendarahan gastrointestinal bagian atas, tukak karena NSAIDs, erosi esofagitis, dispepsia akibat asam.
Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap omeprasol, atau obat turunan benzimidazol seperti lansoprazol, pantoprazol, esomeprazol, dan rabeprazol.
Hati-hati digunakan
· Anak usia < 18 th : nyeri kepala
· Wanita hamil : terdapat laporan omeprazol menyebabkan kelainan kongenital pada bayi yang dilahirkan oleh wanita yang mengkonsumsi omeprazol selama hamil. Omeprazol diberikan pada wanita hamil apabila manfaat lebih besar daripada resiko pada janin.
· Wanita menyusui : omeprazol didistribusikan ke air susu maka sebaiknya omeprazol tidak digunakan pada wanita menyusui, penggunaan omeprazol pada wanita menyusui dapat diganti dengan obat golongan antasida.
· Pasien cirrhosisà : jumlah obat di dalam tubuh akan meningkat jika dibandingkan dengan pasien tanpa penyakit tambahan.
Sumer : http://indofarma.co.id/
3.2 DIAGNOSA
Kelas Terapi : Penghambat pompa proton
Nama Generik : Omeprazol
Nama dan struktur kimia : (RS)-5Methoxy-2-(4-Methoxy -3,5-dimethyl-2-pyridylmethysulphinyl) benzimidazole.
C17H19N3O3S
Sifat fisikokimia : Serbuk warna putih sampai hampir putih,polimorfisa. Sangat sedikit larut dalam air, larut sebagian dalam alkohol atau metanol,larut dalam diklorometan.
Nama Dagang :
Contral
Dudencer
Promezol
Ulzol
Loklor
Omevel
Protop
Rocer
Zepral
Losec
OMZ
Ozid
Pumpitor
Socid
Zollocid
Regasec
Meisec
Norsec
Prilos
Prohibit
Oprezol
Meprazole Hexpharma
Redusec
Stomacher
Ulzor
Zepral
Zolacap
Sumber : http://www.diskes.jabarprov.go.id
PERENCANAAN
Farmakodinamik
OMEPRAZOLE termasuk kelas baru senyawa anti-sekresi, suatu benzimidazol tersubstitusi, yang menekan sekresi lambung melalui penghambatan spesifik terhadap sistem enzim H+/K+ ATPase pada permukaan sekresi sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini merupakan pompa asam (proton) dalam mukosa lambung, Omeprazol digambarkan sebagai penghambat pompa asam langbung yang menghambat tahap akhir pembentukan asam lambung.
Efek ini berhubungan dengan dosis dan menimbulkan penghambatan terhadap sekresi asam terstimulasi maupun basal tanpa dipengaruhi stimulus.
OMEPRAZOLE tidak menunjukkan efek antikolinergik atau sifat antagonis histamin H2.
3.3.2 Efek Terapi yang diinginkan
3.3.3 Efek samping
Umumnya dapat ditoleransi dengan baik.
Efek samping berikut biasanya ringan dan bersifat sementara serta tidak mempunyai hubungan yang konsisten dengan pengobatan.
sakit kepala, diare dan kemerahan pada kulit, gatal, pusing, kontipasi,mual,muntah ,kembung,nyeri pada perut/abdomen,mulut kering
Efek Toksik
INTERVENSI/PELAKSANAAN
Sediaan dan posologi obat
· Kapsul lepas lambat berisi granul bersalut enterik (10 mg, 20mg,40mg)
· Tablet lepas lambat (20 mg).
Cara Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk dan kering.
Sumber : http://indofarma.co.id
Cara Pemberian obat Omeprazol
Dosis yang harus diberikan
Dosis lazim untuk penderita tukak usus 12 jari atau tukak lambung ringan adalah 20 mg sehari. Penyembuhan dapat dilakukan setelah 4 minggu untuk penderita tukak usus 12 jari dan 8 minggu untuk penderita tukak lambung ringan. Pada kasus yang berat dosis dapat dinaikkan menjadi 40 mg sekali sehari.
Dosis yang dianjurkan untuk refluks esofagitis erosiva adalah 20 mg sekali sehari selama 4 minggu.
Bagi penderita yang belum sembuh sepenuhnya sesudah tahap awal, penyembuhan biasanya terjadi selama 4 - 8 minggu kemudian.
Pada penderita refluks esofagitis yang sulit disembuhkan dengan pengobatan lain, diperlukan dosis 20 mg sekali sehari.
Dosis awal yang dianjurkan bagi penderita sindroma Zollinger Ellison adalah 60 mg sekali sehari.
Dosis harus disesuaikan untuk masing-masing individu dan pengobatan berlangsung selama indikasi klinis.
Penderita dengan penyakit berat dan yang kurang memberikan respon terhadap pengobatan lain, dapat dikendalikan dengan efektif pada dosis 20 - 120 mg sehari. Untuk dosis lebih dari 80 mg sehari, harus diberikan 2 kali sehari.
Penyesuaian dosis tidak diperlukan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal, hati atau untuk lanjut usia.
Penggunaan pada anak-anak belum ada pengalaman.
Farmakokinetik
Absorbsi : Lengkap da
Distribusi :
Metabolisme :
Ekskresi : Sekitar 77% dieliminasi melalui urin paling sedikit sebagai enam metabolit, sisanya ditemukan dalam feses.
Interaksi Obat
OmepHasil Uji Kerentanan Clarithromycin and Clinical / Bakteriologi Hasil
Klaritromisin pretreatment Clarithromycin Hasil Hasil Post-pengobatan
H. pylori negatif - diberantas H. pylori positif - tidak dibasmi kerentanan perawatan Pasca-hasil
. Dual Therapy - (omeprazol 40mg sekali sehari / klaritromisin 500 tiga kali sehari selama 14 hari diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 14 hari)
Triple Therapy - (omeprazol 20 mg dua kali sehari / klaritromisin 500 mg dua kali sehari / amoxicillin 1 g dua kali sehari selama 10 hari-diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 18 hari -
Pasien tidak dibasmi H. pylori omeprazol berikut / klaritromisin / amoxicillin triple terapi atau omeprazol / klaritromisin terapi ganda akan memiliki klaritromisin H. pylori isolat resisten. Oleh karena itu, kerentanan klaritromisin pengujian harus dilakukan, jika mungkin. Pasien dengan resisten klaritromisin H. pylori tidak boleh diperlakukan dengan salah satu dari berikut: omeprazol / klaritromisin terapi ganda, omeprazol / klaritromisin / amoxicillin triple terapi, atau regimen lain yang mencakup klaritromisin sebagai satu-satunya agen antimikroba.
Kerentanan Tes untuk Helicobacter pylorirazol dapat memperpanjang eliminasi diazepam, penitoin dengan warfarin. Dianjurkan untuk memantau penderita yang mendapat pengobatan warfarin atau atau fenitoin dan penurunan dosis warfarin atau fenitoin mungkin perlu jika Omeprazol ditambahkan pada pengobatan
Tidak ditemukan interaksi dengan teofilin, propanolol, metoprolol, lidokaina, kuinidina, amoksisilin atau antasida.
Absorpsi Omeprazol tidak dipengaruhi oleh alkohol atau makanan.
EVALUASI
Bahan aktif dalam Prilosec (omeprazol) Delayed-Release Capsules adalah diganti benzimidazole, 5-methoxy2-[[(4-methoxy-3, 5-dimetil-2-pyridinyl) metil] sulfinil] 1H-benzimidazole, suatu senyawa yang menghambat sekresi asam lambung. Its formula empiris C17H19N3O3S, dengan bobot molekul 345,42. Rumus struktural adalah:
Prilosec (omeprazol) Structural Formula Ilustrasi
Omeprazol adalah putih untuk off-bubuk kristal putih yang meleleh dengan dekomposisi pada sekitar 155 ° C. Ini adalah basa lemah, bebas larut dalam etanol dan metanol, dan sedikit larut dalam aseton dan isopropanol dan sangat sedikit larut dalam air. Stabilitas omeprazol adalah fungsi pH; itu cepat rusak dalam media asam, tetapi telah diterima stabilitas di bawah kondisi alkali.
Bahan aktif dalam Prilosec (omeprazol magnesium) untuk Tertunda Release Oral Suspension, adalah 5-Methoxy-2-[[(4methoxy-3 ,5-dimetil-2-pyridinyl) metil] sulfinil]-1Hbenzimidazole, magnesium garam (2:1 )
Omeprazol magnesium adalah untuk putih dari bubuk putih dengan titik lebur dengan degradasi pada 200 ° C. Garam sedikit larut (0,25 mg / mL) dalam air pada 25 ° C, dan dapat larut dalam metanol. Waktu paruh sangat pH bergantung. Formula empiris omeprazol magnesium adalah (C17H18N3O3S) 2 Mg, berat molekul 713,12 dan rumus struktur adalah:
Prilosec (omeprazol) Structural Formula Ilustrasi
Prilosec diberikan sebagai rilis tertunda-kapsul untuk oral. Setiap tertunda-release juga kapsul mengandung 10 mg, 20 mg atau 40 mg omeprazol dalam bentuk berlapis enterik butiran dengan bahan aktif sebagai berikut: selulosa, dinatrium hidrogen fosfat, hydroxypropyl selulosa, hypromellose, laktosa, manitol, natrium lauryl sulfat dan bahan-bahan lain. Kapsul kerang memiliki bahan aktif sebagai berikut: gelatin-NF, FD & C Blue # 1, FD & C Red # 40, D & C Red # 28, titanium dioksida, oksida besi hitam sintetis, isopropanol, butil alkohol, FD & C Blue # 2, D & C Red # 7 Kalsium Danau, dan, di samping itu, 10 mg dan 40 mg kapsul kerang juga mengandung A & C Yellow # 10.
Setiap paket Prilosec Delayed-Release Untuk Oral Suspension baik mengandung 2,8 mg atau 11,2 mg omeprazol magnesium (setara dengan 2,5 mg atau 10 mg omeprazol), dalam bentuk berlapis enterik butiran dengan bahan aktif sebagai berikut: glyceryl monostearate, hydroxypropyl selulosa, hypromellose, Magnesium Stearate, asam methacrylic copolymer C, polisorbat, gula bola, bedak, dan Triethyl sitrat, dan juga tidak aktif butiran. Butiran tidak aktif terdiri dari bahan-bahan berikut: asam sitrat, crospovidone, dekstrosa, hydroxypropyl selulosa, oksida besi dan xantham permen karet. Yang omeprazol butiran butiran dan tidak aktif yang dibentuk dengan air untuk membentuk suatu suspensi dan diberikan oleh lisan, lambung nasogastric atau langsung administrasi.
Top of Form
Duodenum Ulcer (dewasa) |
| |
> swap
|
|
|
| Contribute a better translation |
Bottom of Form
Thank you for contributing your translation suggestion to Google Translate. Top of Form
Bottom of Form |
Top of Form
Karena uji klinis dilakukan di bawah kondisi yang sangat beragam, tingkat reaksi negatif yang diamati dalam uji klinis suatu obat tidak dapat secara langsung dibandingkan dengan angka dalam uji klinis obat lain dan mungkin tidak mencerminkan tingkat diamati dalam praktek. |
| |
> swap
|
|
|
| Contribute a better translation |
Bottom of Form
Thank you for contributing your translation suggestion to Google Translate. Top of Form
Bottom of Form |
Top of Form
Keganasan lambung seiring DOSIS DAN ADMINISTRASI, efek samping and Clinical Studies,]. Keamanan dan efektivitas Prilosec untuk pengobatan pada pasien GERD <1 tahun usia belum ditetapkan. Keamanan dan efektivitas Prilosec menggunakan pediatrik lain belum ditetapkan. |
| |
> swap
|
|
|
| Contribute a better translation |
Bottom of Form
Thank you for contributing your translation suggestion to Google Translate. Top of Form
Bottom of Form |
Laporan telah diterima dari overdosage dengan omeprazol pada manusia. Dosis berkisar hingga 2400 mg (120 kali dosis klinis biasanya dianjurkan). Manifestasi itu variabel, tetapi termasuk kebingungan, mengantuk, penglihatan kabur, takikardia, mual, muntah, diaphoresis, kemerahan, sakit kepala, mulut kering, dan reaksi merugikan lainnya yang serupa dengan yang terlihat dalam pengalaman klinis normal. (Lihat efek samping.) Gejala yang sementara, dan tidak ada hasil klinis serius telah
dilaporkan ketika Prilosec diambil sendirian. Tidak ada obat penawar khusus untuk omeprazol overdosage diketahui. Omeprazol secara luas dan terikat protein, karena itu, tidak mudah dialyzable. Dalam hal overdosage, harus perawatan simtomatik dan suportif.
Seperti dengan pengelolaan overdosis apapun, kemungkinan konsumsi obat ganda harus dipertimbangkan. Untuk informasi terkini tentang pengobatan overdosis obat apapun, bersertifikat Poison Control Center Daerah harus dihubungi. Nomor telepon yang terdaftar dalam Physicians 'Desk Reference (PDR) atau buku telepon lokal.
Oral dosis tunggal omeprazol di tahun 1350, 1339, dan 1200 mg / kg yang mematikan tikus, tikus, dan anjing, masing-masing. Hewan yang diberikan dosis ini menunjukkan obat penenang, ptosis, tremor, kejang-kejang, dan penurunan aktivitas, suhu tubuh, dan laju pernafasan dan meningkatkan kedalaman pernapasan.
Kontraindikasi
Omeprazol
Prilosec Delayed-Release Capsules merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas yang dikenal dengan komponen-komponen dalam perumusan.
Klaritromisin
Klaritromisin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan hipersensitivitas yang dikenal macrolide apapun antibiotik.
Administrasi klaritromisin seiring dengan cisapride, pimozide, atau terfenadine merupakan kontraindikasi. Ada laporan pemasaran pasca interaksi obat ketika klaritromisin dan / atau eritromisin bersama-dikelola dengan cisapride, pimozide, atau terfenadine menyebabkan aritmia jantung (QT perpanjangan, takikardia ventrikular, fibrilasi ventrikular, dan torsades de pointes) kemungkinan besar disebabkan oleh inhibisi metabolisme hepatik obat ini dengan eritromisin dan klaritromisin. Kematian telah dilaporkan. (Silakan merujuk pada informasi peresepan lengkap untuk klaritromisin sebelum meresepkan.)
Amoxicillin
Amoxicillin merupakan kontraindikasi pada pasien dengan sejarah reaksi alergi terhadap salah satu dari penisilin. (Silakan merujuk pada informasi peresepan lengkap untuk amoxicillin sebelum meresepkan.)
ekanisme Aksi
Omeprazol termasuk dalam kelas senyawa antisecretory, yang menggantikan benzimidazoles, yang menekan sekresi asam lambung oleh penghambatan spesifik H + / K + ATPase sistem enzim di sekretoris permukaan sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini dianggap sebagai asam (proton) pompa di dalam mukosa lambung, omeprazol telah ditandai sebagai asam lambung inhibitor pompa, di blok itu langkah terakhir produksi asam. Efek ini berkaitan dengan dosis dan menyebabkan inhibisi kedua basal dan sekresi asam dirangsang terlepas dari stimulus. Hewan studi menunjukkan bahwa setelah hilangnya cepat dari plasma, omeprazol dapat ditemukan di dalam mukosa lambung selama sehari atau lebih.
Pharmacodynamics
AntisecretoryActivity
Setelah pemberian oral, awal dari efek antisecretory omeprazol terjadi dalam satu jam, dengan efek maksimum terjadi dalam waktu dua jam. Penghambatan sekresi adalah sekitar 50% dari maksimal pada 24 jam dan durasi inhibisi berlangsung hingga 72 jam. Efek yang demikian antisecretory berlangsung jauh lebih lama dari yang diharapkan dari yang sangat pendek (kurang dari satu jam) paruh plasma, rupanya karena mengikat berkepanjangan parietalis H + / K + ATPase enzim. Bila obat dihentikan, kegiatan sekretorik kembali secara bertahap, lebih dari 3 sampai 5 hari. Para efek inhibisi omeprazol pada sekresi asam meningkat dengan mengulangi dosis sekali sehari, mencapai dataran tinggi setelah empat hari.
Hasil dari berbagai studi tentang efek antisecretory beberapa dosis 20 mg dan 40 mg omeprazol sukarelawan normal dan pasien yang ditunjukkan di bawah ini. The "maks" mewakili nilai determinasi pada saat efek maksimal (2-6 jam setelah dosis), sementara "min" nilai-nilai mereka 24 jam setelah dosis terakhir omeprazol.
Tabel 1: Jangkauan Nilai Mean dari Beberapa Studi dari Antisecretory Mean omeprazol Setelah Efek dari Dosis Harian Multiple
Omeprazol
20 mg omeprazol 40 mg
Max Min Max Min
% Penurunan Output Asam basal 78 * 58-80 94 * 80-93
% Penurunan Output Peak Asam 79 * 50-59 88 * 62-68
% Penurunan in24-jam. Intragastric Keasaman 80-97 92-94
* Single Studies
Tunggal dosis oral harian omeprazol mulai dari dosis 10 mg sampai 40 mg telah menghasilkan 100% penghambatan dari 24-jam intragastric keasaman dalam beberapa pasien.
Serum gastrin Effects
Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 200 pasien, tingkat gastrin serum pertama meningkat selama 1 sampai 2 minggu dari administrasi sehari sekali dosis terapi omeprazol secara paralel dengan penghambatan sekresi asam. Tidak lebih meningkatkan dalam serum gastrin terus terjadi dengan perawatan. Dibandingkan dengan H2-reseptor histamin antagonis, meningkat rata-rata yang dihasilkan oleh 20 mg dosis omeprazol lebih tinggi (1,3-3,6 kali lipat vs 1,1-1,8 kali lipat). Nilai gastrin kembali ke tingkat pretreatment, biasanya dalam 1 sampai 2 minggu setelah penghentian terapi.
Enterochromaffin-seperti (ECL) Cell Efek
Spesimen biopsi lambung manusia telah diperoleh dari lebih dari 3000 pasien yang diobati dengan omeprazol dalam jangka panjang uji klinis. Timbulnya hiperplasia sel ECL dalam studi ini meningkat dengan waktu, namun tidak ada kasus sel ECL carcinoids, displasia, atau neoplasia telah ditemukan pada pasien ini. [Lihat KLINIS PHARMACOLOGY] Akan tetapi, studi-studi ini adalah kurangnya durasi dan ukuran untuk menyingkirkan kemungkinan pengaruh jangka panjang administrasi omeprazol pada perkembangan dari setiap kondisi premalignant atau ganas.
Efek lainnya
Efek sistemik omeprazol dalam SSP, jantung dan sistem pernafasan belum ditemukan hingga saat ini. Omeprazol, diberikan dalam dosis oral 30 atau 40 mg selama 2 sampai 4 minggu, itu tidak berpengaruh pada fungsi tiroid, metabolisme karbohidrat, atau kadar yang beredar paratiroid hormon, kortisol, estradiol, testosteron, prolaktin, cholecystokinin atau secretin.
Tidak berpengaruh pada pengosongan lambung padat dan cair komponen makanan tes ditunjukkan setelah dosis tunggal omeprazol 90 mg. Subyek sehat, satu I.V. dosis omeprazol (0,35 mg / kg) itu tidak berpengaruh pada sekresi faktor intrinsik. Tidak ada sistem yang bergantung pada efek dosis telah diamati di basal atau dirangsang pepsin output pada manusia.
Namun, ketika intragastric pH dipertahankan pada 4,0 atau di atas, pepsin basal output rendah, dan aktivitas pepsin berkurang.
Seperti yang dilakukan agen-agen lain yang intragastric meningkatkan pH, omeprazol diberikan selama 14 hari di subyek sehat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi yang layak intragastric bakteri. Pola spesies bakteri tidak berubah dari yang biasanya ditemukan dalam air liur. Semua perubahan diselesaikan dalam waktu tiga hari untuk menghentikan pengobatan.
Jalannya Barrett's esophagus di 106 pasien itu dievaluasi di AS terkontrol double-blind studi Prilosec 40 mg dua kali sehari selama 12 bulan diikuti oleh 20 mg dua kali sehari selama 12 bulan atau ranitidin 300 mg dua kali sehari selama 24 bulan. Tidak klinis dampak signifikan pada mukosa Barrett oleh terapi antisecretory diamati. Meskipun neosquamous epitel antisecretory dikembangkan selama terapi, penghapusan lengkap mukosa Barrett tidak tercapai. Tidak ada perbedaan yang signifikan diamati antara kelompok perlakuan dalam pembangunan Barrett displasia di mukosa dan tidak ada pasien karsinoma esofagus dikembangkan selama pengobatan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan yang diamati dalam pengembangan sel ECL hiperplasia, korpus atrofik gastritis, korpus metaplasia usus atau polip usus besar melebihi 3 mm dengan diameter [Lihat].
Farmakokinetik
Penyerapan
Tertunda-Release Prilosec Kapsul mengandung granula berlapis enterik perumusan omeprazol (karena omeprazol adalah asam-labil), sehingga penyerapan omeprazol dimulai hanya setelah meninggalkan butiran perut. Penyerapan cepat, dengan puncak kadar plasma omeprazol terjadi di dalam 0,5-3,5 jam. Puncak konsentrasi plasma dan AUC omeprazol kira-kira sebanding dengan dosis sampai 40 mg, tetapi karena pertama-pass saturable efek, yang lebih besar daripada respon linier di puncak konsentrasi plasma dan AUC terjadi dengan dosis yang lebih besar dari 40 mg. Bioavailabilitas absolut (dibandingkan dengan infus) adalah sekitar 30-40% pada dosis 20-40 mg, karena sebagian besar untuk presystemic metabolisme. Subjek sehat plasma paruh adalah 0,5 sampai 1 jam, dan tubuh total izin adalah 500-600 mL / menit.
Berdasarkan studi bioavailabilitas relatif, AUC dan Cmaks dari Prilosec (omeprazol magnesium) untuk Delayed-Release Suspensi Oral adalah 87% dan 88% dari mereka untuk Prilosec Delayed-Release Capsules, masing-masing.
Ketersediaan hayati omeprazol meningkat sedikit pada administrasi ulang Tertunda-Release Prilosec Kapsul.
Tertunda-Release Prilosec Kapsul 40 mg adalah bioekuivalen ketika diberikan dengan dan tanpa saus apel. Namun, Delayed-Release Prilosec Kapsul 20 mg tidak bioekuivalen ketika diberikan dengan dan tanpa saus apel. Ketika dikelola dengan saus apel, rata-rata 25% pengurangan Cmaks diamati tanpa perubahan signifikan AUC untuk Prilosec Tertunda-Release Kapsul 20 mg. Relevansi klinis penemuan ini tidak diketahui.
Distribusi
Mengikat protein sekitar 95%.
Metabolisme
Omeprazol secara ekstensif dimetabolisme oleh sitokrom P450 (CYP) sistem enzim.
Ekskresi
Berikut oral dosis tunggal suatu larutan buffered omeprazol, tidak berubah sedikit jika ada obat yang diekskresi di urin. Sebagian besar dosis (sekitar 77%) telah dieliminasi dalam urin sebagai setidaknya enam metabolit. Dua orang diidentifikasi sebagai hydroxyomeprazole dan asam karboksilat yang sesuai. Sisa dosis itu dipulihkan dalam tinja. Ini berarti ekskresi bilier yang signifikan dari metabolit dari omeprazol. Tiga metabolit telah diidentifikasi dalam plasma - dengan sulfida dan turunannya sulfon omeprazol, dan hydroxyomeprazole. Metabolit ini memiliki sangat sedikit atau tidak ada aktivitas antisecretory.
Kombinasi Terapi dengan antimikroba
Omeprazol 40 mg sehari diberikan dalam kombinasi dengan klaritromisin 500 mg setiap 8 jam untuk mata pelajaran laki-laki dewasa yang sehat. Kondisi mapan omeprazol konsentrasi plasma yang meningkat (Cmaks, AUC0-24, dan T ½ meningkat dari 30%, 89% dan 34% masing-masing) oleh administrasi seiring klaritromisin. Peningkatan yang diamati omeprazol konsentrasi plasma dikaitkan dengan efek farmakologis berikut. Rata-rata 24-jam lambung nilai pH adalah 5,2 ketika omeprazol ini dikelola sendirian dan 5,7 bila diberikan bersama-sama dengan klaritromisin.
Tingkat plasma klaritromisin dan 14-hydroxy-klaritromisin ditingkatkan oleh administrasi seiring omeprazol. Untuk klaritromisin, mean Cmaks adalah 10% lebih besar, mean Cmin adalah 27% lebih besar, dan mean AUC0-8 adalah 15% lebih besar ketika klaritromisin ini dikelola dengan omeprazol daripada ketika klaritromisin ini dikelola sendirian. Hasil yang sama terlihat selama 14-hydroxy-klaritromisin, mean Cmaks adalah 45% lebih besar, mean Cmin adalah 57% lebih besar, dan mean AUC0-8 adalah 45% lebih besar. Klaritromisin konsentrasi dalam jaringan dan lendir lambung juga meningkat seiring omeprazol administrasi.
Tabel 2: Clarithromycin Tissue Konsentrasi 2 jam setelah Dose1
Tissue Clarithromycin Clarithromycin + omeprazol
Antrum 10,48 ± 2,01 (n = 5) 19,96 ± 4,71 (n = 5)
Fundus 20,81 ± 7,64 (n = 5) 24,25 ± 6,37 (n = 5)
Lendir 4,15 ± 7,74 (n = 4) 39,29 ± 32,79 (n = 4)
1Mean ± SD (μg / g)
Populasi Khusus
Geriatric Penduduk
Tingkat penghapusan omeprazol agak menurun pada orang tua, dan bioavailabilitas meningkat. Omeprazol adalah 76% Ketersediaan hayati ketika tunggal 40 mg dosis oral omeprazol (buffered solusi) telah diberikan pada sukarelawan sehat usia lanjut, dibandingkan dengan 58% pada relawan muda diberikan dosis yang sama. Hampir 70% dari dosis ditemukan di urin sebagai metabolit dari omeprazol dan tidak ada obat tidak berubah terdeteksi. Kliring plasma omeprazol adalah 250 mL / menit (sekitar setengah dari sukarelawan muda) dan paruh plasma rata-rata satu jam, kira-kira dua kali lipat dari sukarelawan muda yang sehat.
Pediatric Gunakan
Yang farmakokinetik omeprazol telah diselidiki pada pasien pediatrik 2-16 tahun usia:
Tabel 3: Parameter farmakokinetik omeprazol Mengikuti Single dan berulang-ulang Administrasi Pediatric Oral Dibandingkan dengan populasi Dewasa
Tunggal atau berulang
Dosis oral / Parameter Anak †
≤ 20 kg 2-5 tahun 10 mg † Anak-anak> 20 kg 6-16 tahun 20 mg Dewasa ‡ (rata-rata 76 kg) 23-29 tahun
(n = 12)
Dosis tunggal
Cmaks *
(ng / mL) 288
(n = 10) 495
(n = 49) 668
AUC *
(h ng / mL) 511
(n = 7) 1140
(n = 32) 1.220
Dosis berulang
Cmaks *
(ng / mL) 539
(n = 4) 851
(n = 32) 1.458
AUC *
(h ng / mL) 1179
(n = 2) 2276
(n = 23) 3.352
Catatan: * = konsentrasi plasma disesuaikan dengan dosis oral 1 mg / kg.
† Data dari dosis tunggal dan berulang-ulang studi
‡ Data dari satu dan diulang Dosis studi dosis 10, 20 dan 40 mg omeprazol sebagai butiran-butiran berlapis enterik
Sebanding berikut mg / kg dosis omeprazol, anak-anak yang lebih muda (2 hingga 5 tahun) AUCs lebih rendah daripada anak 6 sampai 16 tahun usia atau orang dewasa; AUCs dari dua kelompok yang kedua tidak berbeda. [Lihat DOSIS DAN ADMINISTRASI]
Hepatic Penurunan
Pada pasien dengan penyakit hati kronis, ketersediaan hayati meningkat menjadi sekitar 100% dibandingkan dengan infus dosis, yang mencerminkan pertama-pass penurunan efek, dan plasma paruh obat meningkat menjadi hampir 3 jam dibandingkan dengan waktu paruh di normal dari 0,5-1 jam. Clearance plasma rata-rata 70 ml / menit, dibandingkan dengan nilai 500-600 mL / menit pada subyek normal. Dosis bencana, terutama di mana pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor diindikasikan, untuk diburukkan hepatically harus dipertimbangkan.
Penurunan ginjal
Pada pasien dengan gangguan ginjal kronis, yang bersihan kreatinin berkisar antara 10 dan 62 mL/min/1.73 m², disposisi omeprazol sangat mirip dengan yang di relawan yang sehat, walaupun ada sedikit peningkatan bioavailabilitas. Karena ekskresi urin rute utama omeprazol ekskresi metabolit, eliminasi mereka melambat sebanding dengan penurunan bersihan kreatinin. Tidak ada pengurangan dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal.
Asian Penduduk
Dalam studi farmakokinetik tunggal dosis 20 mg omeprazol, peningkatan AUC sekitar empat kali lipat telah dicatat dalam mata pelajaran Asia dibandingkan dengan ras Kaukasia. Dosis bencana, terutama di mana pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor diindikasikan, untuk mata pelajaran Asia harus dipertimbangkan.
Mikrobiologi Informasi dalam H. pylori
Omeprazol dan klaritromisin terapi ganda dan omeprazol, klaritromisin dan triple terapi amoxicillin telah ditunjukkan untuk menjadi aktif terhadap sebagian besar strain Helicobacter pylori in vitro dan infeksi klinis seperti yang dijelaskan di bagian Indikasi dan Penggunaan.
Helicobacter
Helicobacter pylori-pretreatment Perlawanan
Perlawanan pretreatment klaritromisin tarif 3,5% (4 / 113) dalam omeprazol / klaritromisin studi terapi ganda (4 dan 5) dan 9,3% (41/439) di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin terapi triple studi (1, 2, dan 3) .
Amoxicillin pretreatment rentan isolat (≤ 0,25 μg / mL) ditemukan pada 99,3% (436/439) dari pasien di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin terapi triple studi (1, 2, dan 3). Amoxicillin pretreatment konsentrasi penghambatan minimum (MICs)> 0,25 μg / mL terjadi pada 0,7% (3 / 439) dari pasien, yang semuanya berada di studi amoxicillin klaritromisin dan lengan. Satu pasien mempunyai pretreatment terkonfirmasi amoxicillin konsentrasi penghambatan minimum (MIC) dari> 256 μg / mL oleh Etest ®.
Tabel 4: Hasil Uji Kerentanan Clarithromycin and Clinical / Bakteriologi Hasil
Klaritromisin pretreatment Clarithromycin Hasil Hasil Post-pengobatan
H. pylori negatif - diberantas H. pylori positif - tidak dibasmi kerentanan perawatan Pasca-hasil
S b Aku b R b Tidak MIC
Dual Therapy - (omeprazol 40mg sekali sehari / klaritromisin 500 tiga kali sehari selama 14 hari diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 14 hari) (Studi M93-067, M93-100)
Rentan b 108 72 1 26 9
Intermediate b 1 1
Tahan b 4 4
Triple Therapy - (omeprazol 20 mg dua kali sehari / klaritromisin 500 mg dua kali sehari / amoxicillin 1 g dua kali sehari selama 10 hari-Studi 126, 127, M96-446; diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 18 hari - Studi 126, 127 )
Rentan b 171 153 7 3 8
Intermediateb
Tahan b 14 4 1 6 3
aIncludes pretreatment hanya pasien dengan hasil tes kerentanan klaritromisin
bSusceptible (S) MIC 0,25 μg / mL, Intermediate (I) MIC 0,5-1,0 μg / mL, Tahan (R) MIC ≥ 2 μg / mL,
Pasien tidak dibasmi H. pylori omeprazol berikut / klaritromisin / amoxicillin triple terapi atau omeprazol / klaritromisin terapi ganda akan memiliki klaritromisin H. pylori isolat resisten. Oleh karena itu, kerentanan klaritromisin pengujian harus dilakukan, jika mungkin. Pasien dengan resisten klaritromisin H. pylori tidak boleh diperlakukan dengan salah satu dari berikut: omeprazol / klaritromisin terapi ganda, omeprazol / klaritromisin / amoxicillin triple terapi, atau regimen lain yang mencakup klaritromisin sebagai satu-satunya agen antimikroba.
Hasil Uji Kerentanan amoxicillin and Clinical / Bakteriologi Hasil
Dalam uji klinis terapi triple, 84,9% (157/185) dari pasien di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin kelompok perlakuan yang rentan amoxicillin pretreatment MICs (≤ 0,25 μg / mL) dimusnahkan H. pylori dan 15,1% (28 / 185) gagal terapi. Dari 28 pasien yang gagal terapi triple, 11 tidak memiliki kerentanan perawatan pasca-hasil tes dan 17 sudah pasca-perawatan H. pylori isolat dengan amoxicillin MICs rentan. Sebelas dari tiga pasien yang gagal terapi juga memiliki perawatan pasca isolat H. pylori dengan resisten klaritromisin MICs.
Kerentanan Tes untuk Helicobacter pylori
Referensi metodologi untuk pengujian kerentanan H. pylori adalah pengenceran agar MICs1. Satu sampai tiga dari inokulum microliters setara dengan yang Nomor 2 McFarland standar (1 x 107 - 1 x 108 CFU / mL untuk H. pylori) yang diinokulasi langsung ke berisi antimikroba baru disiapkan Mueller-Hinton agar piring dengan 5% berusia defibrinated domba darah (≥ 2 minggu). Pengenceran pada pelat agar diinkubasi pada 35 ° C dalam lingkungan microaerobic dihasilkan oleh sistem menghasilkan gas yang cocok untuk campylobacters. Setelah 3 hari inkubasi, yang MICs dicatat sebagai konsentrasi terendah agen antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan organisme. The klaritromisin dan nilai-nilai MIC amoxicillin harus ditafsirkan sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 5
Klaritromisin MIC (μg / mL) a Interpretasi
≤ 0,25 rentan (S)
0,5 Intermediate (I)
> 1.0 Resistant (R)
Amoxicillin MIC (μg / mL) a, b Interpretasi
≤ 0,25 rentan (S)
yang ini tentatif breakpoints untuk pencairan agar metodologi dan mereka tidak boleh digunakan untuk menafsirkan hasil yang diperoleh menggunakan metode-metode alternatif.
b Tidak cukup organisme dengan MICs> 0,25 μg / mL untuk menentukan breakpoint perlawanan.
Standar prosedur tes kerentanan memerlukan penggunaan kontrol laboratorium mikroorganisme untuk mengontrol aspek-aspek teknis dari prosedur laboratorium. Standar klaritromisin dan amoxicillin bubuk harus memberikan nilai-nilai MIC berikut:
Agen Antimicrobial mikroorganisme MIC (μg / mL) a
H. pylori ATCC 43.504 Clarithromycin 0,016-0,12 (μg / mL)
H. pylori ATCC 43.504 Amoxicillin 0,016-0,12 (μg / mL)
aThese adalah rentang kendali kualitas untuk pencairan agar metodologi dan mereka tidak boleh digunakan untuk mengontrol hasil tes yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode alternatif.
Hewan Toksikologi dan / atau Farmakologi
Reproductive Toxicology Studies
Reproduksi studi yang dilakukan dengan omeprazol oral pada tikus pada dosis hingga 138 mg / kg / hari (sekitar 56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) dan pada kelinci pada dosis hingga 69 mg / kg / hari (kira-kira 56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) tidak mengungkapkan bukti untuk potensi teratogenic omeprazol. Pada kelinci, omeprazol dalam kisaran dosis 6,9-69,1 mg / kg / hari (sekitar 5,5-56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) dosis menghasilkan peningkatan yang berhubungan dengan embrio-lethality, resorptions janin, dan gangguan kehamilan. Pada tikus, dosis yang berkaitan dengan embrio / janin racun dan keracunan setelah melahirkan perkembangan yang diamati dalam hasil keturunan dari orang tua diperlakukan dengan omeprazol pada 13,8-138,0 mg / kg / hari (sekitar 5,6-56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh).
Studi klinis
Penyakit ulkus duodenum
Duodenum aktif Ulcer-Dalam multicenter, double-blind, placebo-controlled studi dari 147 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, persentase pasien sembuh (per protokol) di 2 dan 4 minggu jauh lebih tinggi dengan Prilosec 20 mg sekali sehari dibandingkan dengan plasebo (p ≤ 0,01).
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec 20 mg a.m.
(n = 99) Placebo a.m.
(n = 48)
Week 2 * 41 13
Week 4 * 75 27
* (p ≤ 0,01)
Lengkap siang hari dan malam hari nyeri terjadi secara signifikan lebih cepat (p ≤ 0,01) pada pasien yang diobati dengan Prilosec 20 mg dibandingkan pada pasien yang diobati dengan plasebo. Pada akhir penelitian, secara signifikan lebih banyak pasien yang telah menerima bantuan lengkap Prilosec memiliki rasa sakit siang hari (p ≤ 0,05) dan nyeri malam hari (p ≤ 0,01).
Dalam multicenter, double-blind studi 293 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, persentase pasien sembuh (per protokol) di 4 minggu ini secara signifikan lebih tinggi dengan Prilosec 20 mg sekali sehari dibandingkan dengan tawaran ranitidine 150 mg (p <0,01).
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec
20 mg a.m.
(n = 145) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 148)
Week 2 42 34
Week 4 * 82 63
* (p <0,01)
Penyembuhan terjadi secara signifikan lebih cepat pada pasien yang diobati dengan Prilosec daripada mereka yang dirawat dengan ranitidin 150 mg tawaran (p <0,01).
Dalam multinasional asing acak, double blind studi dari 105 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, 20 mg dan 40 mg Prilosec dibandingkan dengan 150 mg tawaran dari ranitidine pada 2, 4 dan 8 minggu. Pada 2 dan 4 minggu kedua dosis Prilosec secara statistik lebih unggul (per protokol) untuk ranitidine, tetapi 40 mg tidak lebih unggul daripada 20 mg Prilosec, dan pada usia 8 minggu tidak ada perbedaan yang signifikan antara salah satu obat aktif.
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec
20 mg
(n = 34) 40 mg
(n = 36) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 35)
Week 2 * 83 * 83 53
Week 4 * 97 * 100 82
Week 8 100 100 94
* (p ≤ 0,01)
Pemberantasan H. pylori pada Penderita dengan ulkus duodenum Penyakit
Triple Therapy (Prilosec / klaritromisin / amoxicillin) - Three US, acak, double blind studi klinis pada pasien dengan infeksi H. pylori dan penyakit ulkus duodenum (n = 558) dibandingkan Prilosec klaritromisin plus ditambah dengan klaritromisin plus amoxicillin amoxicillin. Dua penelitian (1 dan 2) dilakukan pada pasien dengan ulkus duodenum aktif, dan studi lain (3) dilakukan pada pasien dengan sejarah suatu ulkus duodenum dalam 5 tahun terakhir tetapi tanpa maag hadir pada saat pendaftaran . Rejimen dosis dalam studi ini Prilosec 20 mg dua kali sehari ditambah klaritromisin 500 mg dua kali sehari amoxicillin ditambah 1 g dua kali sehari selama 10 hari; atau klaritromisin 500 mg. amoxicillin dua kali sehari ditambah 1 g dua kali sehari selama 10 hari. Dalam studi 1 dan 2, pasien yang menerima rejimen omeprazol juga menerima tambahan Prilosec 18 hari dari 20 mg sekali sehari. Endpoint diteliti pemberantasan H. pylori dan penyembuhan ulkus duodenum (studi 1 dan 2 saja). H. pylori status ditentukan oleh CLOtest ®, histologi dan budaya dalam ketiga studi. Untuk pasien tertentu, H. Pylori dianggap dibasmi jika paling tidak dua tes ini adalah negatif, dan tidak ada yang positif.
Kombinasi omeprazol amoxicillin plus ditambah klaritromisin efektif dalam pemberantasan H. pylori.
Tabel 6: Per-Protokol dan Intent-to-Treat Pemberantasan H. pylori Harga% dari Pasien Sembuh [95% Confidence Interval]
Prilosec + amoxicillin
Per-Protokol † + klaritromisin
Intent-to-Treat ‡ Clarithromycin
Per-Protokol † + amoxicillin
Intent-to-Treat ‡
Studi 1 * 77 [64, 86] * 69 [57, 79] 43 [31, 56] 37 [27, 48]
(n = 64) (n = 80) (n = 67) (n = 84)
Study 2 * 78 [67, 88] * 73 [61, 82] 41 [29, 54] 36 [26, 47]
(n = 65) (n = 77) (n = 68) (n = 83)
Studi 3 * 90 [80, 96] * 83 [74, 91] 33 [24, 44] 32 [23, 42]
(n = 69) (n = 84) (n = 93) (n = 99)
† Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka telah memastikan penyakit ulkus duodenum (ulkus aktif, studi 1 dan 2; sejarah borok dalam waktu 5 tahun, belajar 3) dan H. pylori infeksi pada awal didefinisikan sebagai setidaknya dua dari tiga positif tes endoskopik dari CLOtest ®, histologi, dan / atau budaya. Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka menyelesaikan studi. Selain itu, jika pasien jatuh keluar dari ruang belajar karena peristiwa yang merugikan yang berkaitan dengan studi obat, mereka dimasukkan dalam analisis sebagai kegagalan terapi. Dampak pemberantasan pada kambuhnya ulkus belum dinilai pada pasien dengan sejarah masa lalu ulkus.
‡ Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka telah didokumentasikan H. pylori infeksi pada awal dan telah dikonfirmasi penyakit ulkus duodenum. Semua putus sekolah dimasukkan sebagai kegagalan terapi.
* (p <0,05) versus klaritromisin plus amoxicillin.
Dual Therapy (Prilosec / klaritromisin)
Empat acak, double blind, studi multi-center (4, 5, 6, dan 7) dievaluasi Prilosec 40 mg sekali sehari ditambah klaritromisin 500 mg tiga kali sehari selama 14 hari, yang diikuti Prilosec 20 mg sekali sehari, (Studi 4, 5, dan 7) atau oleh Prilosec 40 mg sekali sehari (Studi 6) untuk tambahan 14 hari pada pasien dengan ulkus duodenum aktif berhubungan dengan H. pylori. Studi 4 dan 5 dilakukan di AS dan Kanada dan terdaftar 242 dan 256 pasien, masing-masing. H. pylori infeksi dan ulkus duodenum dikonfirmasi di 219 pasien di Studi 4 dan 228 pasien di Studi 5. Penelitian ini membandingkan regimen kombinasi untuk Prilosec dan klaritromisin monoterapi. Studi 6 dan 7 dilakukan di Eropa dan terdaftar 154 dan 215 pasien, masing-masing. H. pylori infeksi dan ulkus duodenum dikonfirmasi pada tahun 148 pasien dalam studi 6 dan 208 pasien di Studi 7. Studi ini membandingkan rejimen kombinasi dengan monoterapi omeprazol. Hasil untuk analisis efektivitas studi tersebut dijelaskan di bawah ini. H. pylori pemberantasan tidak didefinisikan sebagai tes positif (budaya atau histologi) pada 4 minggu setelah akhir pengobatan, dan dua tes negatif diminta untuk dipertimbangkan H. pylori diberantas. Dalam per-protokol analisis, pasien berikut dikecualikan: putus, pasien dengan tes H. pylori hilang pasca perawatan, dan pasien yang tidak dinilai untuk H. pylori pemberantasan karena mereka ditemukan memiliki tukak lambung pada akhir pengobatan .
Kombinasi klaritromisin omeprazol dan efektif dalam pemberantasan H. pylori.
Tabel 7: H. pylori Pemberantasan Harga (Per-Protokol Analisis pada 4-6 Minggu)% dari Pasien Sembuh [95% Confidence Interval]
Clarithromycin Prilosec Prilosec + Clarithromycin
U. S. Studi
Study 4 74 [60, 85] † ‡ 0 [0, 7] 31 [18, 47]
(n = 53) (n = 54) (n = 42)
Studi 5 64 [51, 76] † ‡ 0 [0, 6] 39 [24, 55]
(n = 61) (n = 59) (n = 44)
Non U. S. Studi
Studi 6 83 [71, 92] ‡ 1 [0, 7] N / A
(n = 60) (n = 74)
Studi 7 74 [64, 83] ‡ 1 [0, 6] N / A
(n = 86) (n = 90)
† statistik signifikan lebih tinggi dari klaritromisin monoterapi (p <0,05)
‡ statistik signifikan lebih tinggi dari omeprazol monoterapi (p <0,05)
Penyembuhan ulkus tidak secara signifikan berbeda ketika klaritromisin ini ditambahkan ke terapi omeprazol dibandingkan dengan terapi omeprazol sendirian.
Kombinasi klaritromisin omeprazol dan efektif dalam pemberantasan H. pylori dan mengurangi kambuhnya ulkus duodenum.
Tabel 8: Harga kambuhnya ulkus duodenum oleh H. pylori Pemberantasan Status% dari Pasien dengan ulkus kambuh
H. pylori diberantas # H. pylori tidak dibasmi #
U. S. Studi †
6 bulan pasca perawatan
Studi 4 * 35 60
(n = 49) (n = 88)
Study 5 * 8 60
(n = 53) (n = 106)
Non U. S. Studi ‡
6 bulan pasca perawatan
Studi 6 * 5 46
(n = 43) (n = 78)
Studi 7 * 6 43
(n = 53) (n = 107)
12 bulan pasca perawatan
Studi 6 * 5 68
(n = 39) (n = 71)
# H. status pemberantasan pylori dinilai pada titik waktu yang sama seperti maag kambuh
Gabungan † results for Prilosec + klaritromisin, Prilosec, dan perawatan klaritromisin lengan
Gabungan ‡ results for Prilosec + klaritromisin dan perawatan Prilosec lengan
* (p ≤ 0,01) dibandingkan dengan proporsi dengan kambuhnya ulkus duodenum yang tidak H. pylori dibasmi
Lambung Ulcer
Dalam US multicenter, double blind, studi omeprazol 40 mg sekali sehari, 20 mg sekali sehari, dan plasebo pada 520 pasien dengan ulkus lambung endoscopically didiagnosis, hasil sebagai berikut diperoleh.
Perawatan lambung Pasien Ulcer% Healed (Semua Pasien Diobati)
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 202) Prilosec
40 mg. sekali sehari
(n = 214) Placebo
(n = 104)
Week 4 47,5 ** 55,6 ** 30,8
Week 8 74,8 ** 82,7 **, + 48,1
** (p <0,01) Prilosec 40 mg atau 20 mg versus plasebo
+ (p <0,05) Prilosec 40 mg vs 20 mg
Untuk kelompok stratifikasi pasien dengan ukuran ulkus kurang dari atau sama dengan 1 cm, tidak ada perbedaan dalam tingkat penyembuhan antara 40 mg dan 20 mg terdeteksi baik pada 4 atau 8 minggu. Untuk pasien dengan ukuran ulkus lebih besar dari 1 cm, 40 mg secara signifikan lebih efektif dari 20 mg pada usia 8 minggu.
Dalam asing, multinasional, double blind studi 602 pasien dengan ulkus lambung endoscopically didiagnosis, omeprazol 40 mg sekali sehari, 20 mg sekali sehari, dan ranitidin 150 mg dua kali sehari dievaluasi.
Perawatan lambung Pasien Ulcer% Healed (Semua Pasien Diobati)
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 200) Prilosec
40 mg sekali sehari
(n = 187) ranitidine
150 dua kali sehari
(n = 199)
Week 4 63,5 78,1 **,++ 56,3
Week 8 81,5 91,4 **,++ 78,4
** (P <0,01) Prilosec 40 mg versus ranitidine
+ + (P <0,01) Prilosec 40 mg vs 20 mg
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Gejala GERD
Sebuah studi terkontrol plasebo dilakukan di Skandinavia untuk membandingkan kemanjuran omeprazol 20 mg atau 10 mg sekali sehari sampai 4 minggu dalam perawatan mulas dan gejala lain dalam pasien GER tanpa yg menyebabkan longsor esophagitis. Hasil yang ditampilkan di bawah ini.
% Berhasil bergejala Outcomea
Prilosec
20 mg Prilosec a.m.
10 mg a.m. Placebo a.m.
Semua pasien 46 *, † 31 † 13
(n = 205) (n = 199) (n = 105)
Pasien dengan GERD dikonfirmasi 56 *, † 36 † 14
(n = 115) (n = 109) (n = 59)
aDefined sebagai resolusi lengkap mulas
* (p <0,005) versus 10 mg
† (p <0,005) dibandingkan dengan plasebo
Yg menyebabkan longsor Esofagitis
Dalam US multicenter double-blind studi terkontrol plasebo 20 mg atau 40 mg Prilosec Delayed-Release Kapsul pada pasien dengan gejala GERD dan esofagitis yg menyebabkan longsor didiagnosis endoscopically dari kelas 2 atau di atas, persentase tingkat penyembuhan (per protokol) adalah sebagai berikut :
Week 20 mg Prilosec
(n = 83) 40 mg Prilosec
(n = 87) Placebo
(n = 43)
4 39 ** 45 ** 7
8 74 ** 75 ** 14
** (P <0,01) Prilosec versus plasebo.
Dalam studi ini, dosis 40 mg tidak lebih unggul dari pada dosis 20 mg Prilosec dalam persentase tingkat penyembuhan. Uji klinis terkontrol lainnya juga menunjukkan bahwa Prilosec efektif dalam GERD parah. Dalam perbandingan dengan histamin antagonis reseptor H2 pada pasien dengan esofagitis yg menyebabkan longsor, kelas 2 atau di atas, Prilosec dalam dosis 20 mg secara signifikan lebih efektif dibandingkan kontrol aktif. Lengkap mulas siang hari dan malam hari terjadi secara signifikan lebih cepat lega (p <0,01) pada pasien yang diobati dengan Prilosec daripada mereka yang memakai plasebo atau H2-reseptor histamin antagonis.
Dalam hal ini dan lima lainnya GERD dikontrol penelitian, secara signifikan lebih pasien yang memakai 20 mg omeprazol (84%) melaporkan relief lengkap GERD gejala dari pasien yang menerima plasebo (12%).
Pemeliharaan Jangka Panjang Dari Penyembuhan yg menyebabkan longsor Esofagitis
Dalam US double blind, randomized, multicenter, placebo terkontrol, dua dosis regimen yang Prilosec dipelajari pada pasien dengan sembuh dikonfirmasi endoscopically esophagitis. Hasil untuk menentukan pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor ditunjukkan di bawah ini.
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 138) Tabel Kehidupan Analisis
Prilosec
20 mg 3 hari per minggu
(n = 137) Placebo
(n = 131)
Persen di endoskopik remisi pada usia 6 bulan * 70 34 11
* (p <0,01) Prilosec 20 mg sekali sehari 20 mg Prilosec versus 3 hari berturut-turut per minggu atau plasebo.
Dalam multicenter internasional studi double blind, Prilosec 20 mg setiap hari dan 10 mg per hari dibandingkan dengan ranitidin 150 mg dua kali sehari pada pasien dengan sembuh dikonfirmasi endoscopically esophagitis. Tabel di bawah ini memberikan hasil kajian ini untuk pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor.
Life Tabel Analisis
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 131) Prilosec
10 mg sekali sehari
(n = 133) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 128)
Persen di endoskopik remisi pada 12 bulan * 77 ‡ 58 46
* (p = 0,01) Prilosec 20 mg sekali sehari. versus Prilosec 10 mg.once harian atau ranitidine.
‡ (p = 0,03) Prilosec 10 mg.once setiap hari. versus ranitidine.
Pada pasien yang awalnya memiliki nilai 3 atau 4 yg menyebabkan longsor esophagitis, untuk pemeliharaan setelah penyembuhan 20 mg setiap hari dari Prilosec ini efektif, sedangkan 10 mg tidak menunjukkan efektivitasnya.
Kondisi patologis Hypersecretory
In open studies of 136 patients with pathological hypersecretory conditions, such as Zollinger-Ellison (ZE) syndrome with or without multiple endocrine adenomas, PRILOSEC Delayed-Release Capsules significantly inhibited gastric acid secretion and controlled associated symptoms of diarrhea, anorexia, and pain. Doses ranging from 20 mg every other day to 360 mg per day maintained basal acid secretion below 10 mEq/hr in patients without prior gastric surgery, and below 5 mEq/hr in patients with prior gastric surgery.
Initial doses were titrated to the individual patient need, and adjustments were necessary with time in some patients [See DOSAGE AND ADMINISTRATION] PRILOSEC was well tolerated at these high dose levels for prolonged periods (> 5 years in some patients). In most ZE patients, serum gastrin levels were not modified by PRILOSEC. However, in some patients serum gastrin increased to levels greater than those present prior to initiation of omeprazole therapy. At least 11 patients with ZE syndrome on long-term treatment with PRILOSEC developed gastric carcinoids. These findings are believed to be a manifestation of the underlying condition, which is known to be associated with such tumors, rather than the result of the administration of PRILOSEC. [See ADVERSE REACTIONS]
Pediatric GERD
Gejala GERD
The effectiveness of PRILOSEC for the treatment of nonerosive GERD in pediatric patients 1 to 16 years of age is based in part on data obtained from 125 pediatric patients in two uncontrolled Phase III studies. [See Use in Specific Populations]
The first study enrolled 12 pediatric patients 1 to 2 years of age with a history of clinically diagnosed GERD. Patients were administered a single dose of omeprazole (0.5 mg/kg, 1.0 mg/kg, or 1.5 mg/kg) for 8 weeks as an open capsule in 8.4% sodium bicarbonate solution. Seventy-five percent (9/12) of the patients had vomiting/ regurgitation episodes decreased from baseline by at least 50%.
The second study enrolled 113 pediatric patients 2 to 16 years of age with a history of symptoms suggestive of nonerosive GERD. Patients were administered a single dose of omeprazole (10 mg or 20 mg, based on body weight) for 4 weeks either as an intact capsule or as an open capsule in applesauce. Successful response was defined as no moderate or severe episodes of either pain-related symptoms or vomiting/regurgitation during the last 4 days of treatment. Results showed success rates of 60% (9/15; 10 mg omeprazole) and 59% (58/98; 20 mg omeprazole), respectively.
Healing of Erosive Esophagitis
In an uncontrolled, open-label dose-titration study, healing of erosive esophagitis in pediatric patients 1 to 16 years of age required doses that ranged from 0.7 to 3.5 mg/kg/day (80 mg/day). Doses were initiated at 0.7 mg/kg/day. Doses were increased in increments of 0.7 mg/kg/day (if intraesophageal pH showed a pH of < 4 for less than 6% of a 24-hour study). After titration, patients remained on treatment for 3 months. Forty-four percent of the patients were healed on a dose of 0.7 mg/kg body weight; most of the remaining patients were healed with 1.4 mg/kg after an additional 3 months' treatment. Erosive esophagitis was healed in 51 of 57 (90%) children who completed the first course of treatment in the healing phase of the study. In addition, after 3 months of treatment, 33% of the children had no overall symptoms, 57% had mild reflux symptoms, and 40% had less frequent regurgitation/vomiting.
Pemeliharaan Penyembuhan yg menyebabkan longsor Esofagitis
In an uncontrolled, open-label study of maintenance of healing of erosive esophagitis in 46 pediatric patients, 54% of patients required half the healing dose. The remaining patients increased the healing dose (0.7 to a maximum of 2.8 mg/kg/day) either for the entire maintenance period, or returned to half the dose before completion. Of the 46 patients who entered the maintenance phase, 19 (41%) had no relapse. In addition, maintenance therapy in erosive esophagitis patients resulted in 63% of patients having no overall symptoms.
REFERENSI
1. National Committee for Clinical Laboratory Standards. Methods for Dilution Antimicrobial Susceptibility Tests for Bacteria That Grow Aerobically-Fifth Edition. Approved Standard NCCLS Document M7-A5, Vol, 20, No. 2, NCCLS, Wayne, PA, January 2000.
> swap
Contribute a better translation
Thank you for contributing your translation suggestion to Google Translate.
We'll use your suggestion to improve translation quality in future updates to our system. Mekanisme Aksi
Omeprazol termasuk dalam kelas senyawa antisecretory, yang menggantikan benzimidazoles, yang menekan sekresi asam lambung oleh penghambatan spesifik H + / K + ATPase sistem enzim di sekretoris permukaan sel parietal lambung. Karena sistem enzim ini dianggap sebagai asam (proton) pompa di dalam mukosa lambung, omeprazol telah ditandai sebagai asam lambung inhibitor pompa, di blok itu langkah terakhir produksi asam. Efek ini berkaitan dengan dosis dan menyebabkan inhibisi kedua basal dan sekresi asam dirangsang terlepas dari stimulus. Hewan studi menunjukkan bahwa setelah hilangnya cepat dari plasma, omeprazol dapat ditemukan di dalam mukosa lambung selama sehari atau lebih.
Pharmacodynamics
AntisecretoryActivity
Setelah pemberian oral, awal dari efek antisecretory omeprazol terjadi dalam satu jam, dengan efek maksimum terjadi dalam waktu dua jam. Penghambatan sekresi adalah sekitar 50% dari maksimal pada 24 jam dan durasi inhibisi berlangsung hingga 72 jam. Efek yang demikian antisecretory berlangsung jauh lebih lama dari yang diharapkan dari yang sangat pendek (kurang dari satu jam) paruh plasma, rupanya karena mengikat berkepanjangan parietalis H + / K + ATPase enzim. Bila obat dihentikan, kegiatan sekretorik kembali secara bertahap, lebih dari 3 sampai 5 hari. Para efek inhibisi omeprazol pada sekresi asam meningkat dengan mengulangi dosis sekali sehari, mencapai dataran tinggi setelah empat hari.
Hasil dari berbagai studi tentang efek antisecretory beberapa dosis 20 mg dan 40 mg omeprazol sukarelawan normal dan pasien yang ditunjukkan di bawah ini. The "maks" mewakili nilai determinasi pada saat efek maksimal (2-6 jam setelah dosis), sementara "min" nilai-nilai mereka 24 jam setelah dosis terakhir omeprazol.
Tabel 1: Jangkauan Nilai Mean dari Beberapa Studi dari Antisecretory Mean omeprazol Setelah Efek dari Dosis Harian Multiple
Omeprazol
20 mg omeprazol 40 mg
Max Min Max Min
% Penurunan Output Asam basal 78 * 58-80 94 * 80-93
% Penurunan Output Peak Asam 79 * 50-59 88 * 62-68
% Penurunan in24-jam. Intragastric Keasaman 80-97 92-94
* Single Studies
Tunggal dosis oral harian omeprazol mulai dari dosis 10 mg sampai 40 mg telah menghasilkan 100% penghambatan dari 24-jam intragastric keasaman dalam beberapa pasien.
Serum gastrin Effects
Dalam penelitian yang melibatkan lebih dari 200 pasien, tingkat gastrin serum pertama meningkat selama 1 sampai 2 minggu dari administrasi sehari sekali dosis terapi omeprazol secara paralel dengan penghambatan sekresi asam. Tidak lebih meningkatkan dalam serum gastrin terus terjadi dengan perawatan. Dibandingkan dengan H2-reseptor histamin antagonis, meningkat rata-rata yang dihasilkan oleh 20 mg dosis omeprazol lebih tinggi (1,3-3,6 kali lipat vs 1,1-1,8 kali lipat). Nilai gastrin kembali ke tingkat pretreatment, biasanya dalam 1 sampai 2 minggu setelah penghentian terapi.
Enterochromaffin-seperti (ECL) Cell Efek
Spesimen biopsi lambung manusia telah diperoleh dari lebih dari 3000 pasien yang diobati dengan omeprazol dalam jangka panjang uji klinis. Timbulnya hiperplasia sel ECL dalam studi ini meningkat dengan waktu, namun tidak ada kasus sel ECL carcinoids, displasia, atau neoplasia telah ditemukan pada pasien ini. [Lihat KLINIS PHARMACOLOGY] Akan tetapi, studi-studi ini adalah kurangnya durasi dan ukuran untuk menyingkirkan kemungkinan pengaruh jangka panjang administrasi omeprazol pada perkembangan dari setiap kondisi premalignant atau ganas.
Efek lainnya
Efek sistemik omeprazol dalam SSP, jantung dan sistem pernafasan belum ditemukan hingga saat ini. Omeprazol, diberikan dalam dosis oral 30 atau 40 mg selama 2 sampai 4 minggu, itu tidak berpengaruh pada fungsi tiroid, metabolisme karbohidrat, atau kadar yang beredar paratiroid hormon, kortisol, estradiol, testosteron, prolaktin, cholecystokinin atau secretin.
Tidak berpengaruh pada pengosongan lambung padat dan cair komponen makanan tes ditunjukkan setelah dosis tunggal omeprazol 90 mg. Subyek sehat, satu I.V. dosis omeprazol (0,35 mg / kg) itu tidak berpengaruh pada sekresi faktor intrinsik. Tidak ada sistem yang bergantung pada efek dosis telah diamati di basal atau dirangsang pepsin output pada manusia.
Namun, ketika intragastric pH dipertahankan pada 4,0 atau di atas, pepsin basal output rendah, dan aktivitas pepsin berkurang.
Seperti yang dilakukan agen-agen lain yang intragastric meningkatkan pH, omeprazol diberikan selama 14 hari di subyek sehat menghasilkan peningkatan yang signifikan dalam konsentrasi yang layak intragastric bakteri. Pola spesies bakteri tidak berubah dari yang biasanya ditemukan dalam air liur. Semua perubahan diselesaikan dalam waktu tiga hari untuk menghentikan pengobatan.
Jalannya Barrett's esophagus di 106 pasien itu dievaluasi di AS terkontrol double-blind studi Prilosec 40 mg dua kali sehari selama 12 bulan diikuti oleh 20 mg dua kali sehari selama 12 bulan atau ranitidin 300 mg dua kali sehari selama 24 bulan. Tidak klinis dampak signifikan pada mukosa Barrett oleh terapi antisecretory diamati. Meskipun neosquamous epitel antisecretory dikembangkan selama terapi, penghapusan lengkap mukosa Barrett tidak tercapai. Tidak ada perbedaan yang signifikan diamati antara kelompok perlakuan dalam pembangunan Barrett displasia di mukosa dan tidak ada pasien karsinoma esofagus dikembangkan selama pengobatan. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok perlakuan yang diamati dalam pengembangan sel ECL hiperplasia, korpus atrofik gastritis, korpus metaplasia usus atau polip usus besar melebihi 3 mm dengan diameter [Lihat].
Farmakokinetik
Penyerapan
Tertunda-Release Prilosec Kapsul mengandung granula berlapis enterik perumusan omeprazol (karena omeprazol adalah asam-labil), sehingga penyerapan omeprazol dimulai hanya setelah meninggalkan butiran perut. Penyerapan cepat, dengan puncak kadar plasma omeprazol terjadi di dalam 0,5-3,5 jam. Puncak konsentrasi plasma dan AUC omeprazol kira-kira sebanding dengan dosis sampai 40 mg, tetapi karena pertama-pass saturable efek, yang lebih besar daripada respon linier di puncak konsentrasi plasma dan AUC terjadi dengan dosis yang lebih besar dari 40 mg. Bioavailabilitas absolut (dibandingkan dengan infus) adalah sekitar 30-40% pada dosis 20-40 mg, karena sebagian besar untuk presystemic metabolisme. Subjek sehat plasma paruh adalah 0,5 sampai 1 jam, dan tubuh total izin adalah 500-600 mL / menit.
Berdasarkan studi bioavailabilitas relatif, AUC dan Cmaks dari Prilosec (omeprazol magnesium) untuk Delayed-Release Suspensi Oral adalah 87% dan 88% dari mereka untuk Prilosec Delayed-Release Capsules, masing-masing.
Ketersediaan hayati omeprazol meningkat sedikit pada administrasi ulang Tertunda-Release Prilosec Kapsul.
Tertunda-Release Prilosec Kapsul 40 mg adalah bioekuivalen ketika diberikan dengan dan tanpa saus apel. Namun, Delayed-Release Prilosec Kapsul 20 mg tidak bioekuivalen ketika diberikan dengan dan tanpa saus apel. Ketika dikelola dengan saus apel, rata-rata 25% pengurangan Cmaks diamati tanpa perubahan signifikan AUC untuk Prilosec Tertunda-Release Kapsul 20 mg. Relevansi klinis penemuan ini tidak diketahui.
Distribusi
Mengikat protein sekitar 95%.
Metabolisme
Omeprazol secara ekstensif dimetabolisme oleh sitokrom P450 (CYP) sistem enzim.
Ekskresi
Berikut oral dosis tunggal suatu larutan buffered omeprazol, tidak berubah sedikit jika ada obat yang diekskresi di urin. Sebagian besar dosis (sekitar 77%) telah dieliminasi dalam urin sebagai setidaknya enam metabolit. Dua orang diidentifikasi sebagai hydroxyomeprazole dan asam karboksilat yang sesuai. Sisa dosis itu dipulihkan dalam tinja. Ini berarti ekskresi bilier yang signifikan dari metabolit dari omeprazol. Tiga metabolit telah diidentifikasi dalam plasma - dengan sulfida dan turunannya sulfon omeprazol, dan hydroxyomeprazole. Metabolit ini memiliki sangat sedikit atau tidak ada aktivitas antisecretory.
Kombinasi Terapi dengan antimikroba
Omeprazol 40 mg sehari diberikan dalam kombinasi dengan klaritromisin 500 mg setiap 8 jam untuk mata pelajaran laki-laki dewasa yang sehat. Kondisi mapan omeprazol konsentrasi plasma yang meningkat (Cmaks, AUC0-24, dan T ½ meningkat dari 30%, 89% dan 34% masing-masing) oleh administrasi seiring klaritromisin. Peningkatan yang diamati omeprazol konsentrasi plasma dikaitkan dengan efek farmakologis berikut. Rata-rata 24-jam lambung nilai pH adalah 5,2 ketika omeprazol ini dikelola sendirian dan 5,7 bila diberikan bersama-sama dengan klaritromisin.
Tingkat plasma klaritromisin dan 14-hydroxy-klaritromisin ditingkatkan oleh administrasi seiring omeprazol. Untuk klaritromisin, mean Cmaks adalah 10% lebih besar, mean Cmin adalah 27% lebih besar, dan mean AUC0-8 adalah 15% lebih besar ketika klaritromisin ini dikelola dengan omeprazol daripada ketika klaritromisin ini dikelola sendirian. Hasil yang sama terlihat selama 14-hydroxy-klaritromisin, mean Cmaks adalah 45% lebih besar, mean Cmin adalah 57% lebih besar, dan mean AUC0-8 adalah 45% lebih besar. Klaritromisin konsentrasi dalam jaringan dan lendir lambung juga meningkat seiring omeprazol administrasi.
Tabel 2: Clarithromycin Tissue Konsentrasi 2 jam setelah Dose1
Tissue Clarithromycin Clarithromycin + omeprazol
Antrum 10,48 ± 2,01 (n = 5) 19,96 ± 4,71 (n = 5)
Fundus 20,81 ± 7,64 (n = 5) 24,25 ± 6,37 (n = 5)
Lendir 4,15 ± 7,74 (n = 4) 39,29 ± 32,79 (n = 4)
1Mean ± SD (μg / g)
Populasi Khusus
Geriatric Penduduk
Tingkat penghapusan omeprazol agak menurun pada orang tua, dan bioavailabilitas meningkat. Omeprazol adalah 76% Ketersediaan hayati ketika tunggal 40 mg dosis oral omeprazol (buffered solusi) telah diberikan pada sukarelawan sehat usia lanjut, dibandingkan dengan 58% pada relawan muda diberikan dosis yang sama. Hampir 70% dari dosis ditemukan di urin sebagai metabolit dari omeprazol dan tidak ada obat tidak berubah terdeteksi. Kliring plasma omeprazol adalah 250 mL / menit (sekitar setengah dari sukarelawan muda) dan paruh plasma rata-rata satu jam, kira-kira dua kali lipat dari sukarelawan muda yang sehat.
Pediatric Gunakan
Yang farmakokinetik omeprazol telah diselidiki pada pasien pediatrik 2-16 tahun usia:
Tabel 3: Parameter farmakokinetik omeprazol Mengikuti Single dan berulang-ulang Administrasi Pediatric Oral Dibandingkan dengan populasi Dewasa
Tunggal atau berulang
Dosis oral / Parameter Anak †
≤ 20 kg 2-5 tahun 10 mg † Anak-anak> 20 kg 6-16 tahun 20 mg Dewasa ‡ (rata-rata 76 kg) 23-29 tahun
(n = 12)
Dosis tunggal
Cmaks *
(ng / mL) 288
(n = 10) 495
(n = 49) 668
AUC *
(h ng / mL) 511
(n = 7) 1140
(n = 32) 1.220
Dosis berulang
Cmaks *
(ng / mL) 539
(n = 4) 851
(n = 32) 1.458
AUC *
(h ng / mL) 1179
(n = 2) 2276
(n = 23) 3.352
Catatan: * = konsentrasi plasma disesuaikan dengan dosis oral 1 mg / kg.
† Data dari dosis tunggal dan berulang-ulang studi
‡ Data dari satu dan diulang Dosis studi dosis 10, 20 dan 40 mg omeprazol sebagai butiran-butiran berlapis enterik
Sebanding berikut mg / kg dosis omeprazol, anak-anak yang lebih muda (2 hingga 5 tahun) AUCs lebih rendah daripada anak 6 sampai 16 tahun usia atau orang dewasa; AUCs dari dua kelompok yang kedua tidak berbeda. [Lihat DOSIS DAN ADMINISTRASI]
Hepatic Penurunan
Pada pasien dengan penyakit hati kronis, ketersediaan hayati meningkat menjadi sekitar 100% dibandingkan dengan infus dosis, yang mencerminkan pertama-pass penurunan efek, dan plasma paruh obat meningkat menjadi hampir 3 jam dibandingkan dengan waktu paruh di normal dari 0,5-1 jam. Clearance plasma rata-rata 70 ml / menit, dibandingkan dengan nilai 500-600 mL / menit pada subyek normal. Dosis bencana, terutama di mana pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor diindikasikan, untuk diburukkan hepatically harus dipertimbangkan.
Penurunan ginjal
Pada pasien dengan gangguan ginjal kronis, yang bersihan kreatinin berkisar antara 10 dan 62 mL/min/1.73 m², disposisi omeprazol sangat mirip dengan yang di relawan yang sehat, walaupun ada sedikit peningkatan bioavailabilitas. Karena ekskresi urin rute utama omeprazol ekskresi metabolit, eliminasi mereka melambat sebanding dengan penurunan bersihan kreatinin. Tidak ada pengurangan dosis diperlukan pada pasien dengan gangguan ginjal.
Asian Penduduk
Dalam studi farmakokinetik tunggal dosis 20 mg omeprazol, peningkatan AUC sekitar empat kali lipat telah dicatat dalam mata pelajaran Asia dibandingkan dengan ras Kaukasia. Dosis bencana, terutama di mana pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor diindikasikan, untuk mata pelajaran Asia harus dipertimbangkan.
Mikrobiologi Informasi dalam H. pylori
Omeprazol dan klaritromisin terapi ganda dan omeprazol, klaritromisin dan triple terapi amoxicillin telah ditunjukkan untuk menjadi aktif terhadap sebagian besar strain Helicobacter pylori in vitro dan infeksi klinis seperti yang dijelaskan di bagian Indikasi dan Penggunaan.
Helicobacter
Helicobacter pylori-pretreatment Perlawanan
Perlawanan pretreatment klaritromisin tarif 3,5% (4 / 113) dalam omeprazol / klaritromisin studi terapi ganda (4 dan 5) dan 9,3% (41/439) di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin terapi triple studi (1, 2, dan 3) .
Amoxicillin pretreatment rentan isolat (≤ 0,25 μg / mL) ditemukan pada 99,3% (436/439) dari pasien di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin terapi triple studi (1, 2, dan 3). Amoxicillin pretreatment konsentrasi penghambatan minimum (MICs)> 0,25 μg / mL terjadi pada 0,7% (3 / 439) dari pasien, yang semuanya berada di studi amoxicillin klaritromisin dan lengan. Satu pasien mempunyai pretreatment terkonfirmasi amoxicillin konsentrasi penghambatan minimum (MIC) dari> 256 μg / mL oleh Etest ®.
Tabel 4: Hasil Uji Kerentanan Clarithromycin and Clinical / Bakteriologi Hasil
Klaritromisin pretreatment Clarithromycin Hasil Hasil Post-pengobatan
H. pylori negatif - diberantas H. pylori positif - tidak dibasmi kerentanan perawatan Pasca-hasil
S b Aku b R b Tidak MIC
Dual Therapy - (omeprazol 40mg sekali sehari / klaritromisin 500 tiga kali sehari selama 14 hari diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 14 hari) (Studi M93-067, M93-100)
Rentan b 108 72 1 26 9
Intermediate b 1 1
Tahan b 4 4
Triple Therapy - (omeprazol 20 mg dua kali sehari / klaritromisin 500 mg dua kali sehari / amoxicillin 1 g dua kali sehari selama 10 hari-Studi 126, 127, M96-446; diikuti oleh omeprazol 20 mg sekali sehari selama 18 hari - Studi 126, 127 )
Rentan b 171 153 7 3 8
Intermediateb
Tahan b 14 4 1 6 3
aIncludes pretreatment hanya pasien dengan hasil tes kerentanan klaritromisin
bSusceptible (S) MIC 0,25 μg / mL, Intermediate (I) MIC 0,5-1,0 μg / mL, Tahan (R) MIC ≥ 2 μg / mL,
Pasien tidak dibasmi H. pylori omeprazol berikut / klaritromisin / amoxicillin triple terapi atau omeprazol / klaritromisin terapi ganda akan memiliki klaritromisin H. pylori isolat resisten. Oleh karena itu, kerentanan klaritromisin pengujian harus dilakukan, jika mungkin. Pasien dengan resisten klaritromisin H. pylori tidak boleh diperlakukan dengan salah satu dari berikut: omeprazol / klaritromisin terapi ganda, omeprazol / klaritromisin / amoxicillin triple terapi, atau regimen lain yang mencakup klaritromisin sebagai satu-satunya agen antimikroba.
Hasil Uji Kerentanan amoxicillin and Clinical / Bakteriologi Hasil
Dalam uji klinis terapi triple, 84,9% (157/185) dari pasien di omeprazol / klaritromisin / amoxicillin kelompok perlakuan yang rentan amoxicillin pretreatment MICs (≤ 0,25 μg / mL) dimusnahkan H. pylori dan 15,1% (28 / 185) gagal terapi. Dari 28 pasien yang gagal terapi triple, 11 tidak memiliki kerentanan perawatan pasca-hasil tes dan 17 sudah pasca-perawatan H. pylori isolat dengan amoxicillin MICs rentan. Sebelas dari tiga pasien yang gagal terapi juga memiliki perawatan pasca isolat H. pylori dengan resisten klaritromisin MICs.
Kerentanan Tes untuk Helicobacter pylori
Referensi metodologi untuk pengujian kerentanan H. pylori adalah pengenceran agar MICs1. Satu sampai tiga dari inokulum microliters setara dengan yang Nomor 2 McFarland standar (1 x 107 - 1 x 108 CFU / mL untuk H. pylori) yang diinokulasi langsung ke berisi antimikroba baru disiapkan Mueller-Hinton agar piring dengan 5% berusia defibrinated domba darah (≥ 2 minggu). Pengenceran pada pelat agar diinkubasi pada 35 ° C dalam lingkungan microaerobic dihasilkan oleh sistem menghasilkan gas yang cocok untuk campylobacters. Setelah 3 hari inkubasi, yang MICs dicatat sebagai konsentrasi terendah agen antimikroba yang dibutuhkan untuk menghambat pertumbuhan organisme. The klaritromisin dan nilai-nilai MIC amoxicillin harus ditafsirkan sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
Tabel 5
Klaritromisin MIC (μg / mL) a Interpretasi
≤ 0,25 rentan (S)
0,5 Intermediate (I)
> 1.0 Resistant (R)
Amoxicillin MIC (μg / mL) a, b Interpretasi
≤ 0,25 rentan (S)
yang ini tentatif breakpoints untuk pencairan agar metodologi dan mereka tidak boleh digunakan untuk menafsirkan hasil yang diperoleh menggunakan metode-metode alternatif.
b Tidak cukup organisme dengan MICs> 0,25 μg / mL untuk menentukan breakpoint perlawanan.
Standar prosedur tes kerentanan memerlukan penggunaan kontrol laboratorium mikroorganisme untuk mengontrol aspek-aspek teknis dari prosedur laboratorium. Standar klaritromisin dan amoxicillin bubuk harus memberikan nilai-nilai MIC berikut:
Agen Antimicrobial mikroorganisme MIC (μg / mL) a
H. pylori ATCC 43.504 Clarithromycin 0,016-0,12 (μg / mL)
H. pylori ATCC 43.504 Amoxicillin 0,016-0,12 (μg / mL)
aThese adalah rentang kendali kualitas untuk pencairan agar metodologi dan mereka tidak boleh digunakan untuk mengontrol hasil tes yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode alternatif.
Hewan Toksikologi dan / atau Farmakologi
Reproductive Toxicology Studies
Reproduksi studi yang dilakukan dengan omeprazol oral pada tikus pada dosis hingga 138 mg / kg / hari (sekitar 56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) dan pada kelinci pada dosis hingga 69 mg / kg / hari (kira-kira 56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) tidak mengungkapkan bukti untuk potensi teratogenic omeprazol. Pada kelinci, omeprazol dalam kisaran dosis 6,9-69,1 mg / kg / hari (sekitar 5,5-56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh) dosis menghasilkan peningkatan yang berhubungan dengan embrio-lethality, resorptions janin, dan gangguan kehamilan. Pada tikus, dosis yang berkaitan dengan embrio / janin racun dan keracunan setelah melahirkan perkembangan yang diamati dalam hasil keturunan dari orang tua diperlakukan dengan omeprazol pada 13,8-138,0 mg / kg / hari (sekitar 5,6-56 kali dosis manusia di atas dasar luas permukaan tubuh).
Studi klinis
Penyakit ulkus duodenum
Duodenum aktif Ulcer-Dalam multicenter, double-blind, placebo-controlled studi dari 147 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, persentase pasien sembuh (per protokol) di 2 dan 4 minggu jauh lebih tinggi dengan Prilosec 20 mg sekali sehari dibandingkan dengan plasebo (p ≤ 0,01).
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec 20 mg a.m.
(n = 99) Placebo a.m.
(n = 48)
Week 2 * 41 13
Week 4 * 75 27
* (p ≤ 0,01)
Lengkap siang hari dan malam hari nyeri terjadi secara signifikan lebih cepat (p ≤ 0,01) pada pasien yang diobati dengan Prilosec 20 mg dibandingkan pada pasien yang diobati dengan plasebo. Pada akhir penelitian, secara signifikan lebih banyak pasien yang telah menerima bantuan lengkap Prilosec memiliki rasa sakit siang hari (p ≤ 0,05) dan nyeri malam hari (p ≤ 0,01).
Dalam multicenter, double-blind studi 293 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, persentase pasien sembuh (per protokol) di 4 minggu ini secara signifikan lebih tinggi dengan Prilosec 20 mg sekali sehari dibandingkan dengan tawaran ranitidine 150 mg (p <0,01).
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec
20 mg a.m.
(n = 145) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 148)
Week 2 42 34
Week 4 * 82 63
* (p <0,01)
Penyembuhan terjadi secara signifikan lebih cepat pada pasien yang diobati dengan Prilosec daripada mereka yang dirawat dengan ranitidin 150 mg tawaran (p <0,01).
Dalam multinasional asing acak, double blind studi dari 105 pasien dengan ulkus duodenum endoscopically didokumentasikan, 20 mg dan 40 mg Prilosec dibandingkan dengan 150 mg tawaran dari ranitidine pada 2, 4 dan 8 minggu. Pada 2 dan 4 minggu kedua dosis Prilosec secara statistik lebih unggul (per protokol) untuk ranitidine, tetapi 40 mg tidak lebih unggul daripada 20 mg Prilosec, dan pada usia 8 minggu tidak ada perbedaan yang signifikan antara salah satu obat aktif.
Perawatan duodenum aktif Ulcer% dari Pasien Sembuh
Prilosec
20 mg
(n = 34) 40 mg
(n = 36) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 35)
Week 2 * 83 * 83 53
Week 4 * 97 * 100 82
Week 8 100 100 94
* (p ≤ 0,01)
Pemberantasan H. pylori pada Penderita dengan ulkus duodenum Penyakit
Triple Therapy (Prilosec / klaritromisin / amoxicillin) - Three US, acak, double blind studi klinis pada pasien dengan infeksi H. pylori dan penyakit ulkus duodenum (n = 558) dibandingkan Prilosec klaritromisin plus ditambah dengan klaritromisin plus amoxicillin amoxicillin. Dua penelitian (1 dan 2) dilakukan pada pasien dengan ulkus duodenum aktif, dan studi lain (3) dilakukan pada pasien dengan sejarah suatu ulkus duodenum dalam 5 tahun terakhir tetapi tanpa maag hadir pada saat pendaftaran . Rejimen dosis dalam studi ini Prilosec 20 mg dua kali sehari ditambah klaritromisin 500 mg dua kali sehari amoxicillin ditambah 1 g dua kali sehari selama 10 hari; atau klaritromisin 500 mg. amoxicillin dua kali sehari ditambah 1 g dua kali sehari selama 10 hari. Dalam studi 1 dan 2, pasien yang menerima rejimen omeprazol juga menerima tambahan Prilosec 18 hari dari 20 mg sekali sehari. Endpoint diteliti pemberantasan H. pylori dan penyembuhan ulkus duodenum (studi 1 dan 2 saja). H. pylori status ditentukan oleh CLOtest ®, histologi dan budaya dalam ketiga studi. Untuk pasien tertentu, H. Pylori dianggap dibasmi jika paling tidak dua tes ini adalah negatif, dan tidak ada yang positif.
Kombinasi omeprazol amoxicillin plus ditambah klaritromisin efektif dalam pemberantasan H. pylori.
Tabel 6: Per-Protokol dan Intent-to-Treat Pemberantasan H. pylori Harga% dari Pasien Sembuh [95% Confidence Interval]
Prilosec + amoxicillin
Per-Protokol † + klaritromisin
Intent-to-Treat ‡ Clarithromycin
Per-Protokol † + amoxicillin
Intent-to-Treat ‡
Studi 1 * 77 [64, 86] * 69 [57, 79] 43 [31, 56] 37 [27, 48]
(n = 64) (n = 80) (n = 67) (n = 84)
Study 2 * 78 [67, 88] * 73 [61, 82] 41 [29, 54] 36 [26, 47]
(n = 65) (n = 77) (n = 68) (n = 83)
Studi 3 * 90 [80, 96] * 83 [74, 91] 33 [24, 44] 32 [23, 42]
(n = 69) (n = 84) (n = 93) (n = 99)
† Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka telah memastikan penyakit ulkus duodenum (ulkus aktif, studi 1 dan 2; sejarah borok dalam waktu 5 tahun, belajar 3) dan H. pylori infeksi pada awal didefinisikan sebagai setidaknya dua dari tiga positif tes endoskopik dari CLOtest ®, histologi, dan / atau budaya. Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka menyelesaikan studi. Selain itu, jika pasien jatuh keluar dari ruang belajar karena peristiwa yang merugikan yang berkaitan dengan studi obat, mereka dimasukkan dalam analisis sebagai kegagalan terapi. Dampak pemberantasan pada kambuhnya ulkus belum dinilai pada pasien dengan sejarah masa lalu ulkus.
‡ Pasien dimasukkan dalam analisis jika mereka telah didokumentasikan H. pylori infeksi pada awal dan telah dikonfirmasi penyakit ulkus duodenum. Semua putus sekolah dimasukkan sebagai kegagalan terapi.
* (p <0,05) versus klaritromisin plus amoxicillin.
Dual Therapy (Prilosec / klaritromisin)
Empat acak, double blind, studi multi-center (4, 5, 6, dan 7) dievaluasi Prilosec 40 mg sekali sehari ditambah klaritromisin 500 mg tiga kali sehari selama 14 hari, yang diikuti Prilosec 20 mg sekali sehari, (Studi 4, 5, dan 7) atau oleh Prilosec 40 mg sekali sehari (Studi 6) untuk tambahan 14 hari pada pasien dengan ulkus duodenum aktif berhubungan dengan H. pylori. Studi 4 dan 5 dilakukan di AS dan Kanada dan terdaftar 242 dan 256 pasien, masing-masing. H. pylori infeksi dan ulkus duodenum dikonfirmasi di 219 pasien di Studi 4 dan 228 pasien di Studi 5. Penelitian ini membandingkan regimen kombinasi untuk Prilosec dan klaritromisin monoterapi. Studi 6 dan 7 dilakukan di Eropa dan terdaftar 154 dan 215 pasien, masing-masing. H. pylori infeksi dan ulkus duodenum dikonfirmasi pada tahun 148 pasien dalam studi 6 dan 208 pasien di Studi 7. Studi ini membandingkan rejimen kombinasi dengan monoterapi omeprazol. Hasil untuk analisis efektivitas studi tersebut dijelaskan di bawah ini. H. pylori pemberantasan tidak didefinisikan sebagai tes positif (budaya atau histologi) pada 4 minggu setelah akhir pengobatan, dan dua tes negatif diminta untuk dipertimbangkan H. pylori diberantas. Dalam per-protokol analisis, pasien berikut dikecualikan: putus, pasien dengan tes H. pylori hilang pasca perawatan, dan pasien yang tidak dinilai untuk H. pylori pemberantasan karena mereka ditemukan memiliki tukak lambung pada akhir pengobatan .
Kombinasi klaritromisin omeprazol dan efektif dalam pemberantasan H. pylori.
Tabel 7: H. pylori Pemberantasan Harga (Per-Protokol Analisis pada 4-6 Minggu)% dari Pasien Sembuh [95% Confidence Interval]
Clarithromycin Prilosec Prilosec + Clarithromycin
U. S. Studi
Study 4 74 [60, 85] † ‡ 0 [0, 7] 31 [18, 47]
(n = 53) (n = 54) (n = 42)
Studi 5 64 [51, 76] † ‡ 0 [0, 6] 39 [24, 55]
(n = 61) (n = 59) (n = 44)
Non U. S. Studi
Studi 6 83 [71, 92] ‡ 1 [0, 7] N / A
(n = 60) (n = 74)
Studi 7 74 [64, 83] ‡ 1 [0, 6] N / A
(n = 86) (n = 90)
† statistik signifikan lebih tinggi dari klaritromisin monoterapi (p <0,05)
‡ statistik signifikan lebih tinggi dari omeprazol monoterapi (p <0,05)
Penyembuhan ulkus tidak secara signifikan berbeda ketika klaritromisin ini ditambahkan ke terapi omeprazol dibandingkan dengan terapi omeprazol sendirian.
Kombinasi klaritromisin omeprazol dan efektif dalam pemberantasan H. pylori dan mengurangi kambuhnya ulkus duodenum.
Tabel 8: Harga kambuhnya ulkus duodenum oleh H. pylori Pemberantasan Status% dari Pasien dengan ulkus kambuh
H. pylori diberantas # H. pylori tidak dibasmi #
U. S. Studi †
6 bulan pasca perawatan
Studi 4 * 35 60
(n = 49) (n = 88)
Study 5 * 8 60
(n = 53) (n = 106)
Non U. S. Studi ‡
6 bulan pasca perawatan
Studi 6 * 5 46
(n = 43) (n = 78)
Studi 7 * 6 43
(n = 53) (n = 107)
12 bulan pasca perawatan
Studi 6 * 5 68
(n = 39) (n = 71)
# H. status pemberantasan pylori dinilai pada titik waktu yang sama seperti maag kambuh
Gabungan † results for Prilosec + klaritromisin, Prilosec, dan perawatan klaritromisin lengan
Gabungan ‡ results for Prilosec + klaritromisin dan perawatan Prilosec lengan
* (p ≤ 0,01) dibandingkan dengan proporsi dengan kambuhnya ulkus duodenum yang tidak H. pylori dibasmi
Lambung Ulcer
Dalam US multicenter, double blind, studi omeprazol 40 mg sekali sehari, 20 mg sekali sehari, dan plasebo pada 520 pasien dengan ulkus lambung endoscopically didiagnosis, hasil sebagai berikut diperoleh.
Perawatan lambung Pasien Ulcer% Healed (Semua Pasien Diobati)
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 202) Prilosec
40 mg. sekali sehari
(n = 214) Placebo
(n = 104)
Week 4 47,5 ** 55,6 ** 30,8
Week 8 74,8 ** 82,7 **, + 48,1
** (p <0,01) Prilosec 40 mg atau 20 mg versus plasebo
+ (p <0,05) Prilosec 40 mg vs 20 mg
Untuk kelompok stratifikasi pasien dengan ukuran ulkus kurang dari atau sama dengan 1 cm, tidak ada perbedaan dalam tingkat penyembuhan antara 40 mg dan 20 mg terdeteksi baik pada 4 atau 8 minggu. Untuk pasien dengan ukuran ulkus lebih besar dari 1 cm, 40 mg secara signifikan lebih efektif dari 20 mg pada usia 8 minggu.
Dalam asing, multinasional, double blind studi 602 pasien dengan ulkus lambung endoscopically didiagnosis, omeprazol 40 mg sekali sehari, 20 mg sekali sehari, dan ranitidin 150 mg dua kali sehari dievaluasi.
Perawatan lambung Pasien Ulcer% Healed (Semua Pasien Diobati)
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 200) Prilosec
40 mg sekali sehari
(n = 187) ranitidine
150 dua kali sehari
(n = 199)
Week 4 63,5 78,1 **,++ 56,3
Week 8 81,5 91,4 **,++ 78,4
** (P <0,01) Prilosec 40 mg versus ranitidine
+ + (P <0,01) Prilosec 40 mg vs 20 mg
Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
Gejala GERD
Sebuah studi terkontrol plasebo dilakukan di Skandinavia untuk membandingkan kemanjuran omeprazol 20 mg atau 10 mg sekali sehari sampai 4 minggu dalam perawatan mulas dan gejala lain dalam pasien GER tanpa yg menyebabkan longsor esophagitis. Hasil yang ditampilkan di bawah ini.
% Berhasil bergejala Outcomea
Prilosec
20 mg Prilosec a.m.
10 mg a.m. Placebo a.m.
Semua pasien 46 *, † 31 † 13
(n = 205) (n = 199) (n = 105)
Pasien dengan GERD dikonfirmasi 56 *, † 36 † 14
(n = 115) (n = 109) (n = 59)
aDefined sebagai resolusi lengkap mulas
* (p <0,005) versus 10 mg
† (p <0,005) dibandingkan dengan plasebo
Yg menyebabkan longsor Esofagitis
Dalam US multicenter double-blind studi terkontrol plasebo 20 mg atau 40 mg Prilosec Delayed-Release Kapsul pada pasien dengan gejala GERD dan esofagitis yg menyebabkan longsor didiagnosis endoscopically dari kelas 2 atau di atas, persentase tingkat penyembuhan (per protokol) adalah sebagai berikut :
Week 20 mg Prilosec
(n = 83) 40 mg Prilosec
(n = 87) Placebo
(n = 43)
4 39 ** 45 ** 7
8 74 ** 75 ** 14
** (P <0,01) Prilosec versus plasebo.
Dalam studi ini, dosis 40 mg tidak lebih unggul dari pada dosis 20 mg Prilosec dalam persentase tingkat penyembuhan. Uji klinis terkontrol lainnya juga menunjukkan bahwa Prilosec efektif dalam GERD parah. Dalam perbandingan dengan histamin antagonis reseptor H2 pada pasien dengan esofagitis yg menyebabkan longsor, kelas 2 atau di atas, Prilosec dalam dosis 20 mg secara signifikan lebih efektif dibandingkan kontrol aktif. Lengkap mulas siang hari dan malam hari terjadi secara signifikan lebih cepat lega (p <0,01) pada pasien yang diobati dengan Prilosec daripada mereka yang memakai plasebo atau H2-reseptor histamin antagonis.
Dalam hal ini dan lima lainnya GERD dikontrol penelitian, secara signifikan lebih pasien yang memakai 20 mg omeprazol (84%) melaporkan relief lengkap GERD gejala dari pasien yang menerima plasebo (12%).
Pemeliharaan Jangka Panjang Dari Penyembuhan yg menyebabkan longsor Esofagitis
Dalam US double blind, randomized, multicenter, placebo terkontrol, dua dosis regimen yang Prilosec dipelajari pada pasien dengan sembuh dikonfirmasi endoscopically esophagitis. Hasil untuk menentukan pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor ditunjukkan di bawah ini.
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 138) Tabel Kehidupan Analisis
Prilosec
20 mg 3 hari per minggu
(n = 137) Placebo
(n = 131)
Persen di endoskopik remisi pada usia 6 bulan * 70 34 11
* (p <0,01) Prilosec 20 mg sekali sehari 20 mg Prilosec versus 3 hari berturut-turut per minggu atau plasebo.
Dalam multicenter internasional studi double blind, Prilosec 20 mg setiap hari dan 10 mg per hari dibandingkan dengan ranitidin 150 mg dua kali sehari pada pasien dengan sembuh dikonfirmasi endoscopically esophagitis. Tabel di bawah ini memberikan hasil kajian ini untuk pemeliharaan penyembuhan esofagitis yg menyebabkan longsor.
Life Tabel Analisis
Prilosec
20 mg sekali sehari
(n = 131) Prilosec
10 mg sekali sehari
(n = 133) ranitidine
150 mg dua kali sehari
(n = 128)
Persen di endoskopik remisi pada 12 bulan * 77 ‡ 58 46
* (p = 0,01) Prilosec 20 mg sekali sehari. versus Prilosec 10 mg.once harian atau ranitidine.
‡ (p = 0,03) Prilosec 10 mg.once setiap hari. versus ranitidine.
Pada pasien yang awalnya memiliki nilai 3 atau 4 yg menyebabkan longsor esophagitis, untuk pemeliharaan setelah penyembuhan 20 mg setiap hari dari Prilosec ini efektif, sedangkan 10 mg tidak menunjukkan efektivitasnya.
Kondisi patologis Hypersecretory
In open studies of 136 patients with pathological hypersecretory conditions, such as Zollinger-Ellison (ZE) syndrome with or without multiple endocrine adenomas, PRILOSEC Delayed-Release Capsules significantly inhibited gastric acid secretion and controlled associated symptoms of diarrhea, anorexia, and pain. Doses ranging from 20 mg every other day to 360 mg per day maintained basal acid secretion below 10 mEq/hr in patients without prior gastric surgery, and below 5 mEq/hr in patients with prior gastric surgery.
Initial doses were titrated to the individual patient need, and adjustments were necessary with time in some patients [See DOSAGE AND ADMINISTRATION] PRILOSEC was well tolerated at these high dose levels for prolonged periods (> 5 years in some patients). In most ZE patients, serum gastrin levels were not modified by PRILOSEC. However, in some patients serum gastrin increased to levels greater than those present prior to initiation of omeprazole therapy. At least 11 patients with ZE syndrome on long-term treatment with PRILOSEC developed gastric carcinoids. These findings are believed to be a manifestation of the underlying condition, which is known to be associated with such tumors, rather than the result of the administration of PRILOSEC. [See ADVERSE REACTIONS]
Pediatric GERD
Gejala GERD
The effectiveness of PRILOSEC for the treatment of nonerosive GERD in pediatric patients 1 to 16 years of age is based in part on data obtained from 125 pediatric patients in two uncontrolled Phase III studies. [See Use in Specific Populations]
The first study enrolled 12 pediatric patients 1 to 2 years of age with a history of clinically diagnosed GERD. Patients were administered a single dose of omeprazole (0.5 mg/kg, 1.0 mg/kg, or 1.5 mg/kg) for 8 weeks as an open capsule in 8.4% sodium bicarbonate solution. Seventy-five percent (9/12) of the patients had vomiting/ regurgitation episodes decreased from baseline by at least 50%.
The second study enrolled 113 pediatric patients 2 to 16 years of age with a history of symptoms suggestive of nonerosive GERD. Patients were administered a single dose of omeprazole (10 mg or 20 mg, based on body weight) for 4 weeks either as an intact capsule or as an open capsule in applesauce. Successful response was defined as no moderate or severe episodes of either pain-related symptoms or vomiting/regurgitation during the last 4 days of treatment. Results showed success rates of 60% (9/15; 10 mg omeprazole) and 59% (58/98; 20 mg omeprazole), respectively.
Healing of Erosive Esophagitis
In an uncontrolled, open-label dose-titration study, healing of erosive esophagitis in pediatric patients 1 to 16 years of age required doses that ranged from 0.7 to 3.5 mg/kg/day (80 mg/day). Doses were initiated at 0.7 mg/kg/day. Doses were increased in increments of 0.7 mg/kg/day (if intraesophageal pH showed a pH of < 4 for less than 6% of a 24-hour study). After titration, patients remained on treatment for 3 months. Forty-four percent of the patients were healed on a dose of 0.7 mg/kg body weight; most of the remaining patients were healed with 1.4 mg/kg after an additional 3 months' treatment. Erosive esophagitis was healed in 51 of 57 (90%) children who completed the first course of treatment in the healing phase of the study. In addition, after 3 months of treatment, 33% of the children had no overall symptoms, 57% had mild reflux symptoms, and 40% had less frequent regurgitation/vomiting.
Pemeliharaan Penyembuhan yg menyebabkan longsor Esofagitis
In an uncontrolled, open-label study of maintenance of healing of erosive esophagitis in 46 pediatric patients, 54% of patients required half the healing dose. The remaining patients increased the healing dose (0.7 to a maximum of 2.8 mg/kg/day) either for the entire maintenance period, or returned to half the dose before completion. Of the 46 patients who entered the maintenance phase, 19 (41%) had no relapse. In addition, maintenance therapy in erosive esophagitis patients resulted in 63% of patients having no overall symptoms.
REFERENSI
1. National Committee for Clinical Laboratory Standards. Methods for Dilution Antimicrobial Susceptibility Tests for Bacteria That Grow Aerobically-Fifth Edition. Approved Standard NCCLS Document M7-A5, Vol, 20, No. 2, NCCLS, Wayne, PA, January 2000.
Prilosec harus diminum sebelum makan. Pasien harus diberi tahu bahwa Prilosec Delayed-Release Capsule harus ditelan utuh.
Bagi pasien yang memiliki kesulitan menelan kapsul, isi sebuah Prilosec Delayed-Release Capsule dapat ditambahkan ke saus apel. Satu sendok makan saus apel harus ditambahkan ke mangkuk kosong dan kapsul harus dibuka. Semua pellet di dalam kapsul harus hati-hati dikosongkan pada saus apel. Para pellet harus dicampur dengan saus apel dan kemudian menelan langsung dengan segelas air dingin untuk menjamin menelan lengkap dari pelet. Saus apel yang digunakan tidak boleh panas dan harus cukup lunak untuk ditelan tanpa mengunyah. Para pelet tidak boleh dikunyah atau dihancurkan. The pelet / apel campuran tidak boleh disimpan untuk penggunaan masa depan.
Prilosec Untuk Tertunda-Release Oral Suspension harus diberikan sebagai berikut:
* Kosongkan isi dari paket 2,5 mg ke dalam sebuah wadah yang berisi 5 mL air.
* Kosongkan isi dari paket 10 mg ke dalam sebuah wadah yang berisi 15 mL air.
* Aduk
* Biarkan 2 sampai 3 menit untuk menebal.
* Aduk dan minum dalam waktu 30 menit.
* Jika ada materi yang tersisa setelah minum, menambahkan lebih banyak air, aduk dan minum segera.
Untuk pasien dengan lambung nasogastric atau tabung di tempat:
* Tambahkan 5 mL air untuk memberi tip kateter jarum suntik dan kemudian menambahkan isi dari paket 2,5 mg (atau 15 mL air untuk 10 mg paket). Sangat penting untuk hanya menggunakan jarum suntik kateter berujung ketika pemberian Prilosec melalui selang nasogastrik atau lambung tabung.
* Segera mengguncang jarum suntik dan meninggalkan 2 sampai 3 menit untuk menebal.
* Kocok jarum suntik dan menyuntikkan melalui lambung nasogastric atau tabung, perancis ukuran 6 atau lebih besar, ke dalam perut dalam waktu 30 menit.
* Refill jarum suntik dengan jumlah air yang sama.
* Shake dan flush isi yang tersisa dari lambung nasogastric atau tabung ke dalam perut.
Prilosec adalah merek dagang dari grup perusahaan AstraZeneca.
Last updated on RxList: 4/15/2008
MPORTANT CATATAN: Ini adalah ringkasan dan tidak memuat semua informasi tentang produk ini. Untuk informasi lengkap tentang produk ini atau anda kebutuhan kesehatan tertentu, mintalah ahli kesehatan Anda. Selalu mencari saran dari ahli kesehatan Anda jika Anda memiliki pertanyaan tentang produk ini atau kondisi medis Anda. Informasi ini tidak dimaksudkan sebagai nasihat medis individu dan tidak pengganti untuk pengetahuan dan penilaian ahli kesehatan Anda. Informasi ini tidak berisi jaminan bahwa produk ini aman, efektif, atau sesuai untuk Anda.
TERTUNDA-RELEASE omeprazol CAPSULE - LISAN
(oh-meh-pruh-zole)
COMMON BRAND NAME (S): Prilosec
USES: omeprazol bekerja dengan cara menghambat produksi asam di perut. Obat ini dikenal sebagai inhibitor pompa proton (PPI). Hal ini digunakan untuk mengobati asam yang berhubungan dengan perut dan tenggorokan (kerongkongan) masalah (misalnya, asam refluks atau GERD, borok, yg menyebabkan longsor esophagitis, atau Zollinger-Ellison Syndrome). Penurunan kelebihan asam lambung dapat membantu meringankan gejala seperti mulas, kesulitan menelan, batuk terus-menerus, dan masalah tidur. Dapat juga mencegah asam serius merusak sistem pencernaan (misalnya, borok, kanker kerongkongan).
Obat ini dapat digunakan dalam kombinasi dengan antibiotik untuk mengobati bisul jenis tertentu yang disebabkan oleh infeksi bakteri.
CARA PEMAKAIAN: Ambil obat ini melalui mulut, biasanya sekali sehari, 15 sampai 30 menit sebelum makan atau seperti diarahkan oleh dokter Anda.
Jangan menghancurkan, istirahat atau mengunyah obat. Menelan obat keseluruhan. Jika Anda memiliki kesulitan menelan obat ini secara keseluruhan, kapsul dapat dibuka dan isinya keren menaburkan ke saus apel dan dijadikan diarahkan. Tidak mengunyah makanan / obat campuran atau mempersiapkan persediaan di muka; hal ini dapat menghancurkan obat dan / atau meningkatkan efek samping. Minum segelas air dingin setelah setiap dosis untuk memastikan menelan lengkap dari obat.
Antasida dapat diambil bersama dengan obat ini, jika diperlukan.
Dosis dan lamanya pengobatan didasarkan pada kondisi medis anda dan respons terhadap terapi.
Gunakan obat ini secara teratur untuk mendapatkan banyak keuntungan darinya. Ingatlah untuk menggunakannya pada waktu yang sama setiap hari. Lanjutkan untuk mengambil obat ini diresepkan untuk pengobatan panjang bahkan jika Anda merasa lebih baik.
Menginformasikan dokter Anda jika Anda atau memperburuk kondisi tersebut terus berlangsung.
Sembelit, batuk, pusing atau nyeri punggung dapat terjadi. Jika salah satu dari efek-efek ini menetap atau memburuk, beritahu dokter atau apoteker Anda segera.
Ingat bahwa Anda telah resep dokter obat ini karena dia telah menilai bahwa manfaat kepada Anda lebih besar daripada risiko efek samping. Banyak orang yang menggunakan obat ini tidak memiliki efek samping yang serius.
Katakan kepada dokter Anda segera jika salah satu sangat tidak mungkin, tetapi efek samping yang sangat serius terjadi: tanda-tanda vitamin B-12 defisiensi dengan jangka panjang (lebih dari 3 tahun) pengobatan (misalnya, kelemahan yang tidak biasa, lidah sakit, mati rasa atau kesemutan pada tangan / kaki).
Serius reaksi alergi terhadap obat ini tidak mungkin, tetapi segera mencari bantuan medis jika terjadi. Gejala reaksi alergi yang serius termasuk: ruam, gatal, bengkak, pusing berat, sesak napas.
Ini bukan daftar lengkap kemungkinan efek samping. Jika anda melihat efek lain yang tidak tercantum di atas, hubungi dokter atau apoteker.
Hubungi dokter untuk nasihat medis tentang efek samping. Nomor-nomor berikut tidak memberikan nasihat medis, tetapi di Amerika Serikat Anda dapat melaporkan efek samping ke Food and Drug Administration (FDA) di 1-800-FDA-1088. Di Kanada, Anda dapat menghubungi di kanada Kesehatan 1-866-234-2345.
TINDAKAN: Sebelum mengambil omeprazol, beritahu dokter atau apoteker Anda jika Anda alergi terhadap hal itu; atau obat serupa (misalnya, lansoprazole, pantoprazole); atau jika Anda memiliki alergi lain.
Sebelum menggunakan obat ini, beritahu dokter atau apoteker Anda riwayat kesehatan, khususnya dari: penyakit hati, masalah perut lainnya (misalnya, tumor).
Beberapa gejala dapat benar-benar menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Katakan kepada dokter Anda segera jika Anda telah: mulas dikombinasikan dengan ringan / berkeringat / pusing, nyeri dada atau bahu / rahang sakit (terutama dengan kesulitan bernapas), sakit menyebar ke lengan / leher / pundak, dijelaskan penurunan berat badan.
Obat ini mungkin membuat Anda pusing; menggunakan hati-hati terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang memerlukan kewaspadaan seperti mengendarai atau menggunakan mesin. Batasi minuman beralkohol.
Obat ini harus digunakan hanya ketika jelas diperlukan selama kehamilan. Diskusikan risiko dan manfaat dengan dokter Anda.
Tidak diketahui apakah obat ini masuk ke dalam ASI. Menyusui saat menggunakan obat ini tidak dianjurkan. Konsultasikan dengan dokter Anda sebelum menyusui.
> swap
Top of Form
Interaksi obat: dokter atau apoteker Anda mungkin sudah menyadari kemungkinan adanya interaksi obat dan dapat pemantauan Anda bagi mereka. Jangan mulai, berhenti, atau mengubah dosis obat apapun sebelum memeriksa dengan mereka terlebih dahulu. |
| |
> swap
|
|
|
| Contribute a better translation |
Bottom of Form
Thank you for contributing your translation suggestion to Google Translate. Top of Form
Bottom of Form |
Ulcerlike symptoms
Discontinue NSAID
Upper GI series; less sensitive and
Esophagogastroduodenoscopy; most sensitive and
specific test but safe and less expensive
specific test but potentially dangerous and more expensive
Duodenal ulcer
Normal test result
Benign gastric ulcer
Normal test result
or duodenal ulcer
Nonulcer dyspepsia
or
Serology for Helicobacter
Gastric ulcer pylori, urea breath test, or
Rapid urease test
fecal antigen test
Negative for H. pylori Negative for H. pylori
Positive for H. pylori
Histologic examination
Gastrin
Negative for H. pylori
Gastrin
Antisecretory therapy
Antimicrobial therapy with
Antisecretory therapy antisecretory therapy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar